Kalah Saing dengan Taman Lain

Senin 08-11-2021,10:22 WIB

JAMBI-INDEPENDENT.CO.ID, KOTA JAMBI, JAMBI – Sejumlah fasilitas di Taman Hutan Kenali atau dikenal dengan Hutan Pinus, tampak tak terurus. Beberapa pohon pinus yang ada di sana juga kering, dihinggapi berbagai jenis jamur.

Tak hanya itu, beberapa gazebo pengunjung juga tampak rapuh atau lapuk. Tampak sekali, fasilitas di sana tak terawat.

Ini seperti pantauan Jambi Independent di Hutan pinus yang berada di Jalan Jambi-Palembang KM 11, Kelurahan Kenali Asam Bawah, Kecamatan Kotabaru, Minggu (8/11). Kawasan tersebut tidak terurus dengan baik seperti sebelumnya, yaitu fasilitas yang mulai berkarat, berlumut, tempat sampah yang pecah, tempat duduk dan arena bermain yang mulai rusak.

Bustanul, penjaga tiket menyampaikan sebelum covid-19 masih terlihat bagus fasilitas di sini dan banyak pengunjungnya, “Fasilitas mulai rusak ini karena awal covid-19 hutan pinus ditutup. Jadinya, fasilitas tersebut tidak digunakan pengunjung sehingga mulai rusak,” ujarnya.

Kemudian, pembersihan di kawasan ini dilakukan beberapa kali dalam sebulan. Fasilitas yang tersisa inilah dipelihara dan dibersihkan oleh para pekerja dengan alat dan peralatan seadanya saja.

“Pembersihan dan perawatan fasilitas ini ya seadanya dengan alat yang seadanya juga. Karena anggaran yang tidak mencukupi juga. Pernah, kami beli minyak dengan uang sendiri, untuk bersihkan rumput yang tinggi di depan-depan ini. Alatnya ada tapi kayak bahan bakar seperti ini yang tidak ada,” katanya.

Pekerjaan di kawasan wisata ini ada 4 pekerja, yang semuanya dirangkap dari kebersihan, jaga keamanan dan sebagainya. Di samping itu, banyaknya taman-taman di Jambi juga ikut andil dalam kemerosotan kunjungan di kawasan ini. Karena taman-taman lain yang fasilitasnya bagus.

Perbaikan di kawasan kawasan pariwisata ini terutama fasilitasnya akan dilihat dari anggaran pemerintah. Sementara itu, Sawonah, pengurus hutan pinus mengatakan terkadang sepi pengunjung sehingga pendapatan tidak mencapai target.

“Hari biasa pengunjungnya sedikit, pernah sehari hanya 2 pengunjung atau 4 lah. Kalau hari minggu itu yang rame daripada hari biasa,” tuturnya.

Dampak dari covid-19 inilah yang membuat pendapatan yang biasanya perbulan Rp 10 juta, sekarang masa pandemi perbulan Rp 5 juta. “Dulu, mencapai target sekitar Rp 100 juta pertahun tetapi sekarang tidak lagi hanya setengahnya saja,” tambahnya. (mg05/rib)

Tags :
Kategori :

Terkait