Faktor penyebab lainnya adalah bobot mobil. Jika bobotnya semakin ringan, maka mobil akan mudah terangkat jika melewati genangan air.
Hal ini tentu akan membahayakan karena mobil tidak bisa mengendalikan diri.
Belum lagi jika mobil melaju dengan kecepatan tinggi di jalan berair, maka akan mudah melayang atau mengambang.
Jika tidak sigap mengendarai mobil, maka akan terjungkal dan terjadi kecelakaan. Oleh karena itu, Anda perlu berhati-hati jika mengalami kondisi ini saat berkendara.
Ciri-Ciri Mobil Yang Mengalami Aquaplaning
Ada beberapa hal yang dapat menjadi ciri-ciri mobil yang rentan atau sedang mengalami aquaplaning.
Apabila terjadi beberapa ketidakwajaran seperti yang dijelaskan di bawah ini, maka Anda harus lebih sigap dan berhati-hatilah saat mengendarai mobil.
Ciri pertama yang bisa dirasakan adalah suara mesin mendadak terdengar lebih keras dari biasanya. Hal ini karena mesin yang terkena genangan terlalu deras akan menjadi panas hingga menimbulkan suara.
Kemudian, seakan-akan Anda akan seperti mengubah kopling pada persneling. Padahal, Anda tidak melakukannya.
Kondisi ini akan membuat laju kendaraan menjadi lebih cepat sehingga tidak terkendali. Ciri berikutnya adalah, mobil terasa lebih ringan. Hal ini disebabkan oleh tekanan air yang lebih besar yang sanggup mengangkat dan mengambangkan mobil.
Selain itu, bagian belakang mobil pada sisi-sisinya akan terasa melayang. Kondisi ini disebut fishtailing.
Jika mengalami beberapa ciri di atas, sebaiknya jangan teruskan berkendara. Tunggu hingga kondisi jalanan surut atau Anda bisa mengendarainya dengan pelan dan hati-hati.
Cara Mengatasi Aquaplaning
Jika mengalami aquaplaning pada mobil saat berkendara, pertama Anda tidak boleh panik. Kepanikan tersebut akan meningkatkan resiko bahaya.
Lebih baik lakukan penanganan yang benar. Berikut adalah cara mengatasi kondisi hydroplaning yang wajib untuk dipahami.
1. Pegang Setir Lurus