JAMBI-INDEPENDENT.CO.ID, KOTA JAMBI, JAMBI – Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisikan (BMKG) Provinsi Jambi memprediksi, minggu ini bakal terjadi awan comulonimbus atau awan yang menimbulkan petir dan angin kecang. Ini bisa mengganggu penerbangan di udara.
Kepala BMKG Provinsi Jambi Ibnu Sulistyo mengatakan, awan comulonimbus atau biasa dikenal dengan CB itu mengandung listrik, dan mengandung udara atau angin yang sangat kencang. Ini perlu diwaspadai untuk jalur udara, khususnya jalur penerbangan.
“Awan CB ini terjadi pada siang hari menjelang sore hari, awan ini bentuknya menggumpal dengan warna hitam,” kata dia, Rabu (20/10). Lanjutnya, awan tersebut diprediksi akan terjadi pada Selasa (19/1) hingga Sabtu (23/10) mendatang.
Kata dia, fenomena ini hanya untuk diwaspadai, untuk mengurangi atau mencegah terjadinya hal yang tak diinginkan. “Bukan berarti pada saat itu tidak dibolehkan terbang, ini hanya untuk diwaspadai saja,” tambahnya.
Dia menyebutkan, fenomena ini terjadi karena tingginya curah hujan yang ada di Provinsi Jambi. Pada minggu ini, curah hujan memang mulai meningkat, hingga November mendatang. Ini karena telah memasuki puncak musim hujan di Provinsi Jambi.
Dengan tingginya curah hujan, ini juga perlu diwaspadai oleh masyarakat, karena ini sangat rawan terjadinya banjir di beberapa wilayah dan longsor yang ada di Provinsi Jambi. Untuk curah hujan yang mulai tinggi itu ada di Kabupaten Kerinci, kemudian Kota Sungaipenuh.
Selanjutnya, di Kabupaten Bungo dan Kabupaten Sarolangun. Kemudian hujan lebat juga akan terjadi secara merata di beberapa wilayah, yakni doi Kota jambi, Kabupaten Batanghari, Kabupaten Tebo, Kabupaten Merangin dan beberapa wilayah di Jambi bagian timur.
Sementara itu, terkait terjadinya awan CB yang diprediksikan oleh BMKG, pihak Bandara Sultan Thaha Jambi bidang Airnav atau jalur lintas pesawat, Nizwar mengatakan sejauh ini belum ada antisipasi seperti menghentikan penerbangan. Kata dia, posisi awan tersebut tidak menetap dan selalu berpindah.
“Ini kan prediksi namanya, nanti akan kita pastikan dulu posisi awan itu letaknya di mana, dan di Jambi bagian mana. Karena kan luas, kita perhatikan dulu jalurnya dimana,” kata dia.
Selanjutnya, jika awan tersebut muncul diluar dari jalur lintas pesawat maka tidak akan menimbulkan efek apapun, penerbangan tetap bisa dilakukan. Namun, jika awan tersebut ada di jalur pesawat dan tiba-tiba muncul, maka pihak bandara akan menunggu informasi dari pilot.
“Kalau awan itu tidak bisa ditembus, maka perlu dicari alternatif lain, tapi jika bisa ditembus tidak bisa masalah,” tambahnya. Menurutnya, alternatif itu tergantung pilot, apakah pesawat akan menunggu di udara sembari awan itu menghilang. “Banyak asumsi lain yang bisa dipikirkan, karena bisa diprediksi berapa lama berlangsung,” tandasnya. (slt/rib)