Lega Boleh Jualan Lagi

Senin 18-10-2021,09:17 WIB

JAMBI-INDEPENDENT.CO.ID, KOTA JAMBI, JAMBI – Pandemi Covid-19 membuat  sektor perekonomian di masyarakat turun. Khususnya bagi Pedagang Kaki Lima (PKL). Pendapatan tak sesuai, serta tempat dagang yang berpindah-pindah. Apalagi, kurang lebih dua bulan lalu belakang, tempat umum ditutup.

Ini membuat mereka gelisah dan bingung, harus berjualan ke mana. Tak sedikit yang beralih profesi menjadi tukang ojek online. Terkadang dari mereka berjualan dari rumah untuk tetap mendapat penghasilan walaupun sedikit.

Indra (31) misalnya, seorang pedagang pakaian di Car Free Day (CFD) di depan kantor Gubernur Jambi. Dia mengatakan, sejak di Kota Jambi menetapkan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) beberapa lalu, Indra memilih menjadi ojek online.

“Kemarin memang susah mau jualan, lapak yang biasa untuk ditempati, tidak diperbolehkan lagi, saya jadi ojek online biar masuk pendapatan,” kata dia, Minggu (17/10).

Jika hanya mengandalkan dari penjualan pakaian saja, maka tak ada untung, kebutuhan tidak terpenuhi. “Jualan cuma di rumah, jadi sepi. Karena mau jualan di mana pun, kalau tidak keluar kota tidak ada penghasilan, kalaupun harus ke luar kota harus ada pengeluaran yang lebih juga,” tambahnya.

Saat ini dirinya bisa kembali tersenyum. Pasalnya Jambi sudah masuk dalam PPKM level dua, sehingga semua aktivitas dan tempat umum seperti CFD boleh dibuka lagi. Kata dia, ini sudah minggu ketiga dibukanya fasilitas umum untuk berjualan.

Dia menyebutkan sebelum ini, satu hari jualan hanya mendapatkan Rp 200 ribu hingga Rp 500 ribu per hari. Pendapatan ini juga tidak menentu. “Memang sulit sekali untuk jualan, mau cari untung itu susah, tapi sekarang alhamdulillan sudah bisa normal lagi,” sebutnya.

Saat ini, satu hari berjualan bisa meraih keuntungan Rp 1 juta, khususnya di CFD. Dia berjualan dari pukul 06.00 hingga pukul 12.00. “Mudah-mudahan konsisi masih terus baik seperti ini, karena kalau PPKM lagi, kami juga sulit mau cari uang,” tandasnya.

Hal yang sama dikatakan oleh Heri (43), seorang pedagang krupuk jangek di CFD. Sejak tempat umum ditutup, dia hanya memperoleh keuntungan Rp 100 ribu per hari, terkadang juga hanya Rp 70 ribu. “Saya keliling ke kantor kantor tidak dibolehkan masuk lagi, jadi saya hanya di jalan atau di pasar saja,” sebutnya.

Sementara, sebelum diberlakukan PPKM, sehari dia bisa meraih pendapatan berkisar Rp 1 juta, apalagi jika tempat umum dibuka. “Sekarang sudah mulai normal lagi, alhamdulillah setidaknya kami bisa bebas untuk jualan,” singkatnya. (slt/rib)

Tags :
Kategori :

Terkait