Aktifitas Ilegal Buat Datuk Gelisah

Senin 18-10-2021,08:48 WIB

JAMBI-INDEPENDENT.CO.ID, KOTA JAMBI, JAMBI – Kawasan yang mulai menyusut, ditambah lagi dengan makanan yang menipis, membuat harimau turun dan menyerang warga. Belum lagi, aktivitas ilegal seperti Penambangan Emas Tanpa Izin (PETI) di Kabupaten Merangin, yang merusak lingkungan.

"Habitat mereka terganggu, karena aktivitas illegal things yang dilakukan masyarakat. Selain itu makanan mereka seperti rusa dan babi hutan sudah mulai langka. Saat pengecekan di sana pun tidak kami temukan adanya jejak makanan harimau," kata Kepala BKSDA Jambi, Rahmad Saleh.

Dalam kurun waktu 1 bulan terakhir, terjadi 3 penyerangan Harimau Sumatera terhadap warga di 3 desa di Kecamatan Renahpembarap, Kabupaten Merangin. Bahkan sampai ada yang tewas. Harimau tersebut berhasil dievakuasi petugas gabungan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Provinsi Jambi, bersama  Polsek Sungai Manau, KPHP Merangin, TNI, BBTNKS, FFI dan masyarakat pada  Sabtu (16/10) lalu.

Penangkapan dan evakuasi harimau tersebut butuh waktu lama. Sekitar 8 hari. Dimulai dari tanggal 26 hingga 29 Oktober 2021. Kemudian dilanjutkan kembali pada 9 hingga 12 Oktober 2021.

"Harimau Sumatera ini berjenis kelamin betina, berusia 10-12 tahun, dengan panjang sekitar 180 sentimeter. Saat kita evakuasi kondisinya kurus dan sangat memprihatinkan, entah sudah berapa lama dia tidak makan. Di kaki depannya juga ada luka bekas terkena jerat," kata Rahmad, Minggu (17/10).

Lokasi kejadian penyerangan harimau tersebut tidak terlalu jauh dari pemukiman warga. Sekitar 5-10 kilometer. Harimau sendiri kata Rahmad, sebenarnya cenderung menghindar jika bertemu manusia.

"Kecuali bahwa mereka merasa terancam atau manusia memasuki wilayah teritorial mereka. Pada dasarnya semua hewan liar itu akan menghindar jika bertemu manusia, " tambahnya.

Saat ini, harimau tersebut dievakuasi sementara di Tempat Penyelamatan Satwa BKSDA Jambi, di kawasan Mendalodarat, Kabupaten Muaro Jambi. Pihak BKSDA bersama dokter hewan, akan melakukan monitoring dan pengobatan terhadap Kucing besar tersebut.

"Kita berikan makan dan vitamin, untuk lukanya akan kita lakukan observasi dan rongsen lebih lanjut, prioritas utama kita adalah keselamatan Harimau dan menjaga insting liarnya tetap hidup," pungkasnya.

Adanya Harimau di kawasan Renahpembarap sendiri, sudah terpantau sejak tahun 2012 yang lalu. Sejak saat itu, diketahui bahwa disana memang ada populasi Harimau Sumatera.

Untuk memastikan apakah masih ada Harimau di lokasi kejadian, Tim BKSDA Jambi sudah memasang 6 camera trap di beberapa titik untuk memantau pergerakan Harimau yang ada. (dra/rib)

Tags :
Kategori :

Terkait