Siapa tak kenal Antoni Zeidra Abidin. Orang penting yang pernah berkontribusi dalam pembangunan Provinsi Jambi. Mantan Wakil Gubernur Jambi periode era 2005/2010 silam.
Jumat (15/10) merupakan hari bahagia bagi pria yang akrab disapa AZA ini. Usianya genap 70 tahun. Masih gagah, dan semangat. Acaranya digelar di salah satu hotel di Kota Jambi, dihadiri tamu-tamu penting.
Di acara yang digelar sekitar pukul 14.00 itu, para tamu mengenakan baju batik. Ada anggota DPR RI Hasan Basri Agus (HBA), Wali Kota Jambi Syarif Fasha, dan tokoh-tokoh penting lainnya.
AZA dikenal sebagai tokoh yang bijak dan berjiwa sosial tinggi. Di usianya yang ke 70 tahun, mantan anggota DPR RI di tahun 1999 hingga tahun 2004 ini lebih banyak menghabiskan waktu untuk kegiatan sosial. Seperti meresmikan asrama panti asuhan, dan memberikan bantuan kepada masyarakat.
“Tidak ada lagi kegiatan, paling ya kegiatan sosial, berkunjung ke panti asuhan untuk mengisi waktu luang,” kata AZA.
Dulu, dia dikenal sebagai politikus ulung. Lepas dari dunia perpolitikan, ayah dari Pinto Jayanegara Abidin itu, kini lebih banyak berdiskusi dan menjadi orang yang dituakan.
“Saya lebih mengayomi lah, karena ada beberapa dari partai politik yang berkunjung untuk meminta pandangan. Jadi saya berikan pendapat lah ke mereka yang membutuhkan,” tambah pria yang rambutnya mulai memutih itu.
Ada hal yang tak dilupakan AZA, kala menjabat sebagai Wakil Gubernur Jambi. Ada hal yang sudah dikerjakan namun tak terwujud hingga saat ini, padahal ini untuk kesejahteraan masyarakat Jambi.
Dia berkeinginan menyatukan Kabupaten Kerinci dengan Jambi, khususnya pada akses jalan. Kata dia, saat itu ada upaya pelebaran dan meluruskan jalan yang berkelok agar akses bisa dilakukan dengan cepat. Kata dia, program itu telah dilaksanakan, namun sekarang tak dilanjutkan lagi.
“Saya ingin Kerinci lebih dekat dengan Jambi dari pada ke Sumatera Barat,” ucapnya. Terlepas dari itu, AZA berharap agar lebih baik ke depannya, apalagi saat ini pemerintah tengah fokus menghadapi pandemi Covid-19. ini merupakan warning dari sang pencipta, agar menata kembali hidup manusia dan lingkungan. Termasuk pemerintahan yang baik dan bijak.
Kemudian, pemerintah harus memahami kondisi ini dan lebih berpikir keras untuk meningkatkan perekonomian masyarakat. Ini merupakan tantangan yang harus dihadapi dengan serius, jangan sampai pandemi ini membuat pemerintah serakah dan mengabaikan kepentingan masyarakat.
Selanjutnya, pemerintah juga harus menjawab tantangan dari kemajuan teknologi. “Dunia ini sedang menata kita, agar hidup lebih baik. Bagaimana kita bisa menghadapi ini, jadi generasi muda ini termasuk pemerintah lebih banyak memikirkan bagaimana sumber daya alam kita semakin cerdas dan pinta serta terdidik dalam keadaan sekarang ini,” sebutnya.
Menurutnya di tengah pandemi ini, bisa merubah segalanya. Salah satunya pendidikan yang kini dilakukan dengan daring. Para siswa belajar dari rumah. Serta tantangan anak-anak yang lebih cepat mengenal android. “Jadi kedekatan orangtua untuk menjaga anaknya agar tidak terpengaruh juga penting, dan seorang guru harus kerja keras, jangan sampai generasi muda menjadi rusak,” ungkapnya. (*)