JAMBI-INDEPENDENT.CO.ID - Serikat Perusahaan Pers (SPS) Jambi mengikuti kegiatan Seminar Media dan Rapat Kerja Nasional (Rakernas) SPS 2022 di Yogyakarta, Rabu 30 Maret 2022.
Pada kegiatan tersebut hadir Ketua SPS Jambi, Munawir yang baru dilantik pada Selasa, 29 Maret 2022 malam. Kemudian, hadir pula pengurus SPS Jambi, Risza Saputra Bassar, M Surtan, dan Lingga.
Dalam seminar dan rapat kerja tersebut, mengusung tema “Jurnalisme Kreatif untuk Keberlanjutan Bisnis Media”.
Kegiatan diawali dengan seminar yng membahas soal kondisi industri media digital saat ini, tantangan yang sedang dan akan dihadapi, serta peluangnya di masa depan.
BACA JUGA : Di Paripurna, Dewan Sentil Disdik Provinsi Jambi, Ada Apa?
BACA JUGA : Politikus Gerindra Minta Pemerintah Bubarkan IDI, Dinilai Ibarat Benalu
Ketua Harian SPS Pusat, Januar P Ruswita dalam sambutannya menjelaskan soal perkembangan dunia digital yang sangat pesat dalam 10 tahun terakhir.
Kata dia, seminar media ini diharapkan dapat memberikan sudut pandang baru tentang jurnalisme kreatif di tengah pesatnya industri media digital saat ini dari para pembicara.
Usai seminar, acara dilanjutkan dengan Rakernas. Materi Rakernas diisi dengan laporan pengurus SPS Pusat (evaluasi kinerja SPS 2020-2021), tanggapan laporan pengurus pusat, laporan pengurus cabang, pembahasan isu-isu strategis organisasi SPS.
Hasil rakernas, yakni Kongres SPS 2023 akan digelar di Sumut dan kegiatan HUT SPS ke-76 akan digelar di Riau. Sementara soal rekomendasi SPS terhadap Ibu Kota Negara akan dibahas pada Kongres SPS 2023.
Baca Juga: Wali Kota Jambi Fasha Serahkan Honor RT Triwulan Pertama
Baca Juga: Cek Ramalan Zodiak Kamu Hari Kamis 31 Maret 2022
Sementara, Ketua SPS Jambi Munawir mengatakan, seminar media ini paling tidak menjadi nutrisi baru bagi penggiat dan praktisi media baik di pusat dan di daerah.
"Pelaku media harus kreatif agar tetap eksis di situasi pasca Covid 19 ini," katanya.
Baik print dan multimedia memiliki tantangan masing-masing. Print jika dikelola dengan serius akan menemukan jalan nya. Demikian dengan Multimedia jika dikelola asal-asalan juga tidak dapat ruang market di bisnis media.
(tav)