JAKARTA, JAMBI-INDEPENDENT.CO.ID - Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) Republik Indonesia bersama Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) Siberkreasi menghadirkan acara berjudul “Content Writing 101” sebagai bagian dari kegiatan Gali Ilmu yang digelar pada 26 Maret 2022. Gali Ilmu merupakan acara belajar santai dengan pembekalan ilmu digital yang menargetkan masyarakat umum sehingga tercapai komunitas #MakinCakapDigital yang menyeluruh.
Acara ini menghadirkan Linda Rahardja, Content Writer dan UX Writer dari Gojek, sebagai pembicara di sesi ini. Tujuan dari acara tersebut ialah memperkenalkan content writer sebagai sebuah profesi yang menjanjikan sehingga warganet diajak untuk mengembakangkan aspek-aspek keterampilan dalam bidang penulisan konten, termasuk berbagi tips seputar pembuatan konten yang menarik.
Perubahan Media Sosial
Pada Februari 2022, berdasarkan laporan dari Hootsuite, pengguna media sosial di Indonesia telah mencapai 191.4 juta (+21 juta dari 2021), atau setara dengan 68.9% dari seluruh populasi Indonesia. Sebagian besar dari pengguna tersebut menghabiskan sekitar 3 jam di media sosial setiap harinya, melampaui waktu yang dihabiskan untuk menonton televisi. Melihat perkembangan yang pesat ini, tentunya institusi, perusahaan, merek, dan juga akun pribadi melihat media sosial sebagai alat pemasaran yang menjanjikan.
Sebagai platform berbasis user-generated, konten memainkan peran penting dalam menghibur pengguna media sosial, yang menjadi faktor utama pengguna mau menghabiskan waktu lebih lama di platform tersebut. Oleh karena itu, merekrut para penulis konten yang memiliki kemampuan dalam menciptakan konten menarik dan relevan menjadi hal yang sangat penting bagi merek dan perusahaan-perusahaan untuk berkembang di media sosial.
Profesi yang sedang Naik Daun
Sejak Maret 2022, sekitar 1,600 lowongan kerja untuk para content writer semakin tersebar luas di platform pencari kerja. Tentunya hal ini tidak dapat diabaikan begitu saja oleh para pencari kerja. “Melihat perkembangan media sosial yang semakin pesat, masyarakat saat ini memandang content writer sebagai profesi yang menjanjikan di era transformasi digital ini. Oleh karena itu, kita memerlukan lebih banyak kelas-kelas yang mengulas literasi digital untuk mengasah kemampuan penulisan konten,” ujar Rizki Ameliah, Koordinator Literasi Digital Kementerian Kominfo.
Secara umum, deskripsi pekerjaan content writer mencakup proses merencanakan, menulis, serta mengedit konten digital. Tetapi, kemampuan untuk menghasilkan konten yang mampu mencuri perhatian warga banyak di berbagai platform digital bukanlah hal yang mudah. “Naskah yang persuasif merupakan kunci dalam membuat konten yang berkualitas,” ujar Linda saat ditanya mengenai keterampilan dan keahlian penting yang harus dimiliki oleh content writer.
Selanjutnya, content writer juga harus mengenal dan terus mengikuti aspek-aspek seputar profesi tersebut, seperti dijelaskan oleh Linda, “Untuk menjadi content writer yang berpengaruh, masyarakat harus memiliki kemauan untuk terus belajar dan mengeksplorasi aspek-aspek lain yang berkaitan dengan profesi tersebut, termasuk mempelajari tentang elemen-elemen fundamental di media sosial dan juga memahami bagaimana cara kerja Search Engine Optimization (SEO).”
Saat ini Kemenkominfo melalui GNLD Siberkreasi terus menghadirkan berbagai kelas dan webinar untuk menyikapi isu literasi digital. Untuk informasi lebih lanjut dan acara literasi digital lainnya, dapat mengunjungi http://info.literasidigital.id dan mengikuti @siberkreasi di sosial media.(*)