Lewat Melisa Try Andani, Jambi meraih emas pertamanya pada PON XX Papua, lewat cabang olahraga (cabor) wushu. Di balik itu, wanita ini berprofesi sebagai sebagai guru. Bagaimana kesehariannya di sekolah?
Rabu (6/10), Jambi Independent tiba di SMPN 4 Kota Jambi. Letaknya di Jalan Abdul Muis, RT 16, Kelurahan Lingkar Selatan, Kecamatan Paal Merah, Kota Jambi. Pukul 09.30, cuaca cerah. Para siswa sedang mengikuti pelajaran di kelas masing-masing.
Setelah menjalani pemeriksaan suhu di gerbang sekolah, baru lah kami menuju ke ruang Tata Usaha. Memenuhi janji untuk bertemu sang kepala sekolah. Lalu diarahkan untuk duduk di kursi tunggu, yang letaknya di depan ruang kepala sekolah.
Lima menit kemudian, ada wanita mempersilakan masuk ke ruangan rapat. Di dalam, seorang pria berkacamata dengan setelan jas abu-abu langsung menyambut. “Silakan masuk,” kata pria bernama Budiyanto, sang kepsek. Di depannya, ada Siti Rodiah, guru mata pelajaran agama, dan Yanti, guru mata pelajaran IPA.
Obrolan pun berjalan dengan santai. Tentang Melisa. Sebagai kepsek, Budiyanto tentu saja bangga bukan main. Wajahnya berseri-seri, saat ditanyai bagaimana keseharian Melisa di sekolah. Guru di sekolah yang dipimpinnya, bisa memboyong medali emas untuk Jambi. Perdana pula. Kebanggaan tersendiri buat SMPN 4 Kota Jambi.
Sebagai kepala sekolah, Budiyanto tentu mengenal seluruh guru-guru di tempatnya. Termasuk Melisa. Tak luput dari perhatiannya. Menurut pria ramah ini, jika di sekolah, pembawaan Melisa sama sekali tak terlihat sebagai seorang atlet beladiri.
Memang tomboy, tapi bisa menempatkan diri. Dikenal sebagai guru yang memiliki kepribadian baik. Dengan rekan kerjanya pun, dia dikenal supel, ramah dan ceria. kepada rekan kerja maupun siswa.
Budiyanto sendiri mengetahui kalau Melisa adalah seorang atlet. Dia bahkan tahu, selain wushu, guru kebanggannya itu juga piawai di karate, dan bela diri lainnya. “Dia juga aktif mendampingi siswa siswi mengikuti kegiatan di luar sekolah. Seperti futsal dan turnamen lainnya,” kenangnya.
Sebenarnya, dia sudah lama mengenal Melisa. Saat wanita itu mengajar sebagai guru olahraga di SDN 110 Kota Jambi. Saat itu, dia melihat Melisa yang aktif di Pramuka. Budiyanto tertarik melihatnya.
Dalam hatinya, ingin sekali dia mengajak Melisa untuk bergabung di SMPN 4 Kota Jambi. Supaya bisa memperkuat tim olahraga dan Pramuka di sana. Rupanya gayung pun bersambut. Harapan Budiyanto terwujud. Melisa akhirnya mengajar di sekolahnya.
Sejak saat itu, Melisa pun dipercaya mengajar sebagai guru olahraga di SMPN 4 Kota Jambi. Rupanya dia tak salah pilih. Melisa ini, rupanya sangat mudah bergaul. Tak hanya dengan rekan kerja, para siswa pun cepat dekat dengannya.
Sebagai guru, Melisa juga sangat bertanggung jawab. Tidak mentang-mentang sebagai atlet. Contohnya saja kata Budiyanto. Saat mengikuti perlombaan, Melisa masih menyempatkan diri mengajar siswanya secara daring. Punya dedikasi.
“Dia orangnya low profile,” kata dia. Salah satu kebiasaan Melisa, adalah aktif jika sekolah ada kegiatan. Dia selalu mengambil peran. Yang pasti mendokumentasikan kegiatan. “Memang suka main gadget,” kata Budiyanto, tertawa.
Prestasi Melisa ini, diharapkannya bisa menjadi penyemangat bagi siswa, dan guru lainnya. Berprestasi di bidang masing-masing. “Guru mulia karena karya,” kata dia. Budiyanto hanya berpesan untuk para siswa, dan guru lainnya, agar terus berprestasi di bidang masing-masing.