JAMBI-INDEPENDENT.CO.ID, JAKARTA – Kurikulum prototipe sudah diterapkan di 2.500 satuan pendidikan yang tergabung dalam program sekolah penggerak dan SMK pusat keunggulan pada tahun 2021. Pada tahun 2022, satuan pendidikan yang tidak termasuk sekolah penggerak pun diberikan opsi kurikulum untuk bisa menerapkannya.
Terdapat tiga opsi kurikulum yang dapat diterapkan satuan pendidikan dalam pembelajaran, yaitu kurikulum 2013, kurikulum darurat dan kurikulum prototipe rancangan tahun 2022. Kurikulum prototipe merupakan kurikulum berbasis kompetensi untuk mendukung pemulihan pembelajaran dengan menerapkan pembelajaran berbasis proyek.
BACA JUGA : Kurikulum Prototipe Jangan Disia-siakan, Begini Kata Nadiem
Plt Kepala Pusat Perbukuan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek), Supriyatno menuturkan, kurikulum prototipe ini akan berlangsung selama 2 tahun, yakni hingga 2024. Selanjutnya, Kemendikbudristek akan menetapkan kurikulum mana yang akan menjadi kurikulum nasional.
“Baru nanti tahun 2024 Kemendikbudristek akan menetapkan kebijakan mengenai kurikulum mana yang akan dijadikan kurikulum nasional untuk pemulihan pembelajaran,” ungkap dia dalam keterangannya, Rabu (19/1).
BACA JUGA : Semester Genap, Siswa Harus Mampu Tingkatkan Skill
Adapun, karakteristik dari kurikulum prototipe adalah menerapkan pembelajaran berbasis proyek untuk mendukung pengembangan karakter peserta didik. Artinya, sekolah diberikan keleluasaan dan kemerdekaan untuk memberikan proyek pembelajaran yang relevan dan dekat dengan lingkungan sekolah.
“Mereka mengalami sendiri bagaimana bertoleransi, bekerja sama, saling menjaga, dan lain-lain, juga mengintegrasikan kompetensi esensial dari berbagai disiplin ilmu,” kata Supriyatno.
Pembelajaran berbasis proyek dianggap penting untuk pengembangan karakter siswa karena memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar melalui pengalaman.
“Tidak ada seleksi sekolah mana yang akan menggunakan Kurikulum Prototipe, namun yang kami lakukan hanya pendaftaraan dan pendataan. Sekolah-sekolah dapat menggunakan kurikulum prototipe secara sukarela tanpa seleksi,” tutup dia.(jabarekspres.com)