Dia klaim bahwa, big data itu menunjukkan ketidaksetujuan rakyat soal penyelenggaraan pemilu pada masa pandemi.
Luhut mengklaim rakyat tak mau uang Rp110 triliun dipakai untuk menyelenggarakan pemilu.
BACA JUGA : Sebelum Ditahan, Doni Salmanan Pamerkan Kemewahan dan Biaya Liburan di Bali
Dia juga menilai aspirasi-aspirasi dari masyarakat tersebut sebagai bagian dari demokrasi. (*)
Artikel ini telah terbit di fin.co.id, dengan judul Pakar Medsos Bantah Klaim Luhut Soal 110 Juta Netizen Dukung Tunda Pemilu: Data Dari Mana?