JAMBI-INDEPENDENT.CO.ID - Penembakan yang dilakukan oleh Detasemen Khusus (Densus) 88 Anti Teror Polri, telah menewaskan dr Sunardi. Mabes Polri pu mengklaim, tindakan ini adalah tindakan terukur.
Seperti diketahui, dr Sunardi disergap Densus 88 di perjalanan dengan mobil pribadinya. Dia kemudian ditembak hingga meninggal dunia di Jalan Bekonang Sukoharjo, Cendana Oli, Sukoharjo Provinsi Jawa Tengah.
Menurut kepolisian, penembakan tu terpaksa dilakukan karena dr Sunardi melawan secara agresif.
"Adapun saat penangkapan saudara SU melakukan perlawanan terhadap petugas secara agresif," ujar Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Ahmad Ramadhan, seperti dikutip fin.co.id.
Baca Juga: dr Sunardi Tewas Ditembak Densus, dr Eva Tuntut Keadilan
Baca Juga: Ombudsman Jambi Ingatkan Bupati Kerinci untuk Taat Aturan
Nah, diketahui bahwa dr Sunardi sedang menderita sakit stroke. Para kerabat dr Sunardi yang sempat melayat, mengakui almarhum yang juga penulis buku itu, selalu menggunakan mobil pribadi karena kakinya sedang sakit.
"Sebagai tetangganya, dokter Sunardi itu orang baik. Beliau selalu salat berjamaah bareng yang lain. Beliau kalau datang itu naik mobil karena kaki beliau kan sakit,” kata Abdullah tetangganya, seperti dikutip fin.co.id dari Panjimas, Jumat 11 Maret 2022.
Sunardi sendiri disebut sudah lemah karena penyakitnya. Ke mana-mana, dia selalu menggunakan tongkat. Bahkan salat harus menggunakan kursi. Para tetangga heran jika polri menyebut Sunardi melawan dengan agresif.
"Beliau pakai tongkat. Kalau jalan pelan-pelan. Dia selalu menyimpan kursi (untuk salat) di masjid. Untuk salat dia nggak bisa ruku’ nggak bisa sujud. Saya sebagai tetangga juga prihatin, kok kejadiannya bisa seperti ini,” tambah Abdullah.
Baca Juga: Fasha Lapor SPT Pajak di KPP Telanaipura
Baca Juga: Satu Rumah di Nusa Indah Terbakar karena Arus Pendek
dr Sunardi dikenal sebagai pejuang kemanusiaan dan penulis buku. Para tetangga juga mengakui jika dr Sunardi sering lakukan pengobatan gratis.
Sementara di media sosial, simpati dan doa kepada dr Sunardi terus berdatangan.
Bahkan tagar #savedrSunardi jadi trending topik.
Ketua Perkumpulan Dokter Indonesia Bersatu, dr Eva Sri Diana Chaniago ikut mengecam tindakan densus 88 itu.