JAMBI-INDEPENDENT.CO.ID – Capaian vaksinasi baik dosis pertama, kedua hingga ketiga atau booster terus digenjot pemerintah, dalam upaya menanggulangi penularan Covid-19 serta membentuk kekebalan tubuh.
Tak terkecuali, hal ini juga dilakukan tiap jajaran Puskesmas di Kota Jambi. Dari data yang dirilis Diskominfo Kota Jambi, per 9 Maret 2022 kemarin, hanya capaian vaksin ketiga atau booster yang masih rendah.
Tercatat, realisasi vaksin pertama berada diangka 104 persen atau 480.488 sasaran yang sudah divaksin. Sedangkan untuk dosis kedua mencapai 84 persen atau 386.624 sasaran.
Sementara untuk dosis ketiga, baru mencapai 13 persen atau 59.552 persen. Belum diketahi pasti penyebab rendahnya capaian vaksin booster ini. Namun dari beberapa warga yang ditanya terkait pemberian vaksin booster, memiliki beragam alasan.
Baca Juga: Adies Kadir Lantik Pengurus DPD Ormas MKGR Provinsi Jambi
Baca Juga: Bangkit Berdaya di Kelurahan Tanjung Pinang Belum Berjalan, Lurah Sebut Tunggu Kepastian
Seperti yang dikatakan Sri, warga Kecamatan Jambi Timur. Ia mengaku belum mau diberi vaksin booster lantaran malas. “Malas aja, karena ya ternyata sama aja hasilnya,” kata dia.
Sementara itu, Alatas warga Simpang Rimbo mengaku urung divaksin booster lantaran, terpengaruh isu yang berkembang. Bahwa, vaksin booster ini memberikan dampak buruk.
“Dak dulu lah, nanti demam jadinyo. Dengan cerita kawan yang disuntik macam tuh. Jadilah vaksin pertama sama kedua bae,” sebutnya. Sementara kemarin, pantauan di Puskesmas Paalmerah 1, sejumlah warga mengantre untuk mendapatkan pelayanan vaksin booster.
“Divaksin biar aman bae. Kita ikuti anjuran pemerintah,” kata Ahmadi, yang juga ikut vaksin, Kamis 10 Maret 2022 kemarin.
Baca Juga: 8 Truk Batu Bara yang Melebihi Kapasitas Muatan, Diamankan di Lingkar Selatan
Baca Juga: Banjir di Kota Jambi, Maulana: Harus Saling Terintegrasi
Sementara itu, Kepala Puskesmas Paalmerah I, dr Repelita mengatakan, sangat mengapresiasi masyarakat yang tanpa enggan ikut vaksin. Meski demikian, tetap pihak turun ke lapangan untuk mengejar target vaksinasi.
“Kita harap masyarakat mau taat untuk divaksin. Memang saat ini capaian booster masih rendah,” kata dia. Namun yang jelas, Repelita menyebutkan, jika masyarakat hingga waktu lebih dari 6 bulan tidak mendapatkan vaksin kedua, maka masyarakat harus kembali divaksin ulang dengan jenis vaksin yang berbeda pula. “Ini sesuai dengan instruksi pusat. Tapi untuk di Puskesmas kita belum ada,” tukasnya. (zen)