JAMBI, JAMBI-INDEPENDENT.CO.ID - Rupanya aliran Wahabi atau Salafi sudah masuk ke sebuah instansi maupun lembaga negara. Ini diungkap langsung oleh mantan ustadz Wahabi.
Ada dugaan aliran Wahabi menyusup dalam tubuh Polri dan Majelis Ulama Indonesia (MUI) yang dimasukkan oleh penceramah dan lain sebagainya.
Ini dilakukan oleh penyusup Wahabi agar pergerakan tak mudah untuk diketahui pemerintah dan tidak dicurigai.
Dengan demikian, pergerakan Wahabi bisa dilakukan dengan lancar dan aman.
Salah satu mantan ustadz Wahabi dari Gorontalo, Ribianto Ibrohim mengatakan, aliran Wahabi telah menyebar.
Baca Juga: Bangkit Berdaya di Kelurahan Tanjung Pinang Belum Berjalan, Lurah Sebut Tunggu Kepastian
Baca Juga: Rayakan Ulang Tahun yang ke-5, Luminor Hotel Jambi Gelar Coffee Exhibitio
Dibongkarnya penyebaran Wahabi ini di unggah dalam sebuah video yang diposting oleh Yusuf Muhammad di media sosial.
"Biar pada paham siapa sebenarnya yang menjajah Negeri kita. Bukan PKI, bukan Komunis, tapi mereka adalah bandit2 berkedok agama yg bayarannya bisa 20jt/bln," kata dia dalam unggahan di Twitter.
“Target mereka pertama adalah mencari massa sebanyak-banyaknya. Jadi mereka membuat majelis taklim di mana-mana,” sebut Ustad Rubianto.
Dia menyebut di tubuh Kepolisian juga ada organisasi yang di dalamnya berisi para pengikut Wahabi/Salafi. Organisasi itu bernama Polri Cinta Sunnah (PCS).
Baca Juga: Banjir di Kota Jambi, Maulana: Harus Saling Terintegrasi
Baca Juga: Kapenrem 042/Gapu Ikuti Rakernis Penerangan TNI AD TA 2022
“Bahkan, mereka di kepolisian juga ada. Ada namanya PCS, Polri Cinta Sunnah. Itu organisasi mereka. Di situ ada orang-orang mereka. Ada ustadz-ustadznya di dalam PCS itu,” lanjut Ustadz Rubianto Ibrohim.
Tak hanya di polisi. Ustadz Rubianto Ibrohim juga mengungkapkan para pengikut Wahabi/Salafi juga telah menyusup ke MUI. “Setelah itu target mereka, masuk ke organisasi-organisasi resmi. Tujuannya supaya dianggap legal. Seperti di MUI. Mereka mulai masuk di situ,” jelasnya.
Para penceramah di organisasi Wahabi/Salafi itu, lanjut Ustadz Rubianto Ibrohim, mendapat gaji dari luar negeri. Nilainya Rp20 juta per bulan. “Di samping itu, mereka dapat gaji dari luar negeri kurang lebih Rp20 juta satu bulan, per Dai-nya mereka. Satu provinsi itu satu orang Dai. Nah, mereka itu juga dievaluasi,” tandasnya. (slt)
Artikel ini telah tayang di fin.co.id, dengan judul Pak Kapolri, Ada Organisasi Wahabi di Polisi, Namanya Polri Cinta Sunnah, Eks Ustadz Salafi Ini yang Bongkar