Oktober, Masuk Mall Tunjukkan Bukti Vaksin

Selasa 07-09-2021,09:23 WIB

JAMBI-INDEPENDENT.CO.ID, JAMBI – Wali Kota Jambi, Syarif Fasha menegaskan, telah mengeluarkan surat edaran ke Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI), dan mall. “Untuk masuk ke sana nanti harus memperlihatkan bukti vaksin, atau melalui aplikasi Pelindung Diri,” kata dia, Senin (6/9), di sela aktivitasnya memantau Pekan Vaksinasi di Mako Damkar Kota Jambi.

Sejauh ini, memang masih sebatas sosialisasi dahulu. Syarat ini diperkirakan akan dilaksanakan per 1 Oktober mendatang. Lanjutnya, dari data Kemenkes RI, capaian vaksinasi di Kota Jambi untuk dosis pertama sudah mencapai 65 persen dan dosis kedua 40 persen. Sehingga, memang perlu dilakukan vaksinasi massal untuk mencapai lebih dari 70 persen.

Di samping itu, vaksinasi ini juga menjadi persyaratan untuk digelarnya Pembelajaran Tatap Muka (PTM) di sekolah Kota Jambi. “Banyak orang tua siswa yang minta untuk digelar PTM. Inilah yang menjadi syarat untuk digelarnya PTM. Siswa harus divaksin, minimal dosis pertama,” kata dia.

Mengenai masih banyaknya orang tua siswa yang tak setuju anaknya divaksin, Fasha berharap orang tua siswa berubah pikiran. “Kalau ada sakit komorbid itu bukan kita yang tentukan. Tapi dokter lah yang menentukannya,” timpalnya.

Rencananya, PTM sendiri akan dilakukan pada minggu ketiga atau keempat September ini. Sementara itu, Kadisdik Kota Jambi, Mulyadi mengatakan, bagi siswa yang belum divaksin tetap akan menerima pembelajaran secara daring. “Namun tentu ini tidak optimal. Sesuai arahan pak wali, yang ke sekolah adalah siswa yang sudah divaksin,” jelasnya.

Informasi yang didapat, ada 5.000 pendaftar ikut pekan vaksinasi yang digelar Pemkot Jambi kemarin. Mereka divaksin secara bertahap hingga beberapa hari ke depan, sesuai jadwal.

Sementara itu, warga Tanjunglumut, Agus mengatakan, tak ada paksaan divaksin. Namun memang, ia ikut vaksin sebagai syarat adminitrasi yang diperlukannya. “Untuk lamaran kerja. Karena kalau ngurus apa-apa susah nanti. Tadi (kemarin, red) bawa anak juga untuk divaksin,” terangnya.

Sementara itu, Sintia seorang siswi di SMPN 17 Kota Jambi mengaku tak ada pihak yang memaksa dirinya untuk divaksin. “Biar bisa sekolah dan tubuh membaik. Pegal-pegal aja habis disuntik,” timpalnya.

Senada dikatakan Nadia, siswi SMPN 7. Kata dia, sudah bosan dengan pembelajaran daring. “Deg-deg kan aja tadi pas mau disuntik. Sudah rindu sekolah,” tukasnya.

Ada peristiwa menarik, dalam penyelenggaraan pekan vaksinasi ini. Seorang siswa menangis, takut disuntik. Sejumlah petugas Satpol PP di sana terlihat sibuk membujuk sang anak, agar mau divaksin. Namun hingga siang hari, anak tersebut sepertinya tidak jadi divaksin.

"Ayo dek, nanti boleh dipegangi sama Ibunya pas divaksin. Cuma kayak digigit semut kok dek. Dak teraso," bujuk petugas Satpol PP.

Pekan vaksinasi ini, digelar Pemkot Jambi untuk mengejar herd immunity. Khususnya untuk aktegori usia 12-17 dan 18 tahun ke atas. Vaksinasi massal ini pun sengaja digelar di halaman Mako Damkar Kota Jambi, karena mudah dijangkau.

“Kenapa prioritasnya usia 17? Karena saya sudah keluarkan surat edaran ke PHRI, resto, dan mall. Untuk masuk ke sana nanti harus memperlihatkan bukti vaksin atau melalui aplikasi pelindung diri,” jelas Fasha, Senin (6/9). (zen/rib)

Tags :
Kategori :

Terkait