JAMBI-INDEPENDENT.CO.ID, MOGA - Jazad SAR (14), bocah perempuan pelajar SMP kelas 1 yang sudah meninggal lebih dari dua bulan lalu ternyata masih tersimpan di dalam rumahnya.
Kejadian inipun langsung membuat heboh warga Dukuh Sukatapa RT 20 RW 3 Desa Plakaran Kecamatan Moga Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah.
Kali pertama informasi tersebut muncul dan diketahui warga, Minggu (9/1) sore. Menurut Kapolsek Moga, AKP Dibyo Suryanto, Minggu (9/1) sore, pihaknya menerima laporan dari Kepala Desa Plakaran tentang adanya jenazah salah satu warganya yang disimpan keluarga di rumahnya.
“Karena tidak ada yang berani ke rumah tersebut, kami Muspika ke rumah didampingi RT dan tokoh agama setempat, untuk memastikan kebenarannya," kata Kapolsek Moga, AKP Dibyo Suryanto, Selasa (11/1).
Kapolsek membenarkan jazad pelajar SMP kelas 1 itu sudah meninggal beberapa bulan lalu. Pengecekan juga dilakukan dengan melibatkan tim medis.
“Memang benar ada warga yang meninggal dan jenazahnya masih disimpan di salah satu kamar rumah tersebut. Pemeriksaan dari tim medis memastikan korban telah meninggal dunia sejak beberapa bulan lalu," jelasnya.
Kapolsek menambahkan bukan perkara mudah untuk meminta jenazah tersebut dikuburkan. Negosiasi dengan pihak keluarga berlangsung alot.
Padahal, selama negosiasi juga melibatkan salah seorang tokoh agama setempat, Ustaz Zaenuri. Dia menerangkan kepada keluarga aturan agama Islam tentang penguburan jenazah.
"Sekitar 15 menitan negosiasi dan menyadarkan perlakuan sebagai umat Islam pada jazad untuk segera dimakamkan sebagaimana mestinya. Alhamdulillah, akhirnya pihak keluarga mau melakukanya," ujar Ustaz Zaenuri.
Akhirnya disepakati jazad SAR dikebumikan hari itu juga, pada malam aharinya. Jenazah gadis SMP itu akhirnya dimakamkan di permakaman di samping rumah korban.
Camat Moga, Umroni, menyebut keluarga diduga menganut aliran tertentu, karena dari hasil pemeriksaan gadis itu diduga meninggal sekitar 2,5 bulan yang lalu.
"Keluarga ini menganut aliran tertentu dan meyakini anaknya tersebut belum meninggal," jawab camat.
Dijelaskannya, dari rekam medis yang didapatkan anak yang meinggal menderita sakit TB Paru sejak enam bulan lalu. Umroni menegaskan Muspika kini melakukan pembinaan kepada warga yang diduga menganut aliran tertentu.
"Ya ini PR (pekerjaan rumah) kita untuk kita bina dan kita pantau terus, akan kita libatkan juga MUI nantinya," tandasnya. (radartegal.com)