JAMBI-INDEPENDENT.CO.ID-Stres sangat wajar dan bisa dialami oleh semua orang. Jenis dan pemicunya pun bermacam-macam. Pemicu stres dapat terjadi satu kali dalam jangka pendek, bisa juga terjadi berulang kali dalam waktu yang lama.
Stres dapat berdampak pada kesehatan mental seperti gangguan kecemasan atau depresi.
Bila Anda terus membiarkan stres muncul, maka hal ini bisa berdampak kondisi mental dan fisik. Seiring waktu, stres yang tak terkendali dapat menimbulkan masalah yang serius.
Pada fisik, stres dapat menyebabkan masalah seperti penyakit jantung dan hipertensi. Stres juga dapat membuat nafsu makan hilang dan membuat berat badan turun drastis karena stres.
Baca Juga: Biar Hidup Bahagia, Mulai Sekarang Cintai Diri Sendiri Yuk! Ini 4 Tipsnya
Baca Juga: Ingin Menaikkan Berat Badan? Coba Cara Berikut Ini
Kenapa berat badan bisa turun karena stres?
Berdasarkan beberapa penelitian, penyebab pasti turunnya berat badan karena stres belum diketahui. Namun, ada beberapa kondisi yang dapat memicu turunnya berat badan Anda saat sedang stres, seperti yang dilansir dari laman hellosehat.
1. Kesulitan tidur
Pada beberapa orang, stres membuat mereka jadi lebih sulit untuk terlelap dari biasanya. Hal ini dapat memengaruhi kualitas tidur sehari-hari, membuat Anda merasa lesu, dan mudah lelah.
Gangguan tersebut akhirnya memengaruhi produksi kortisol yang dapat berdampak pada metabolisme tubuh dan kebiasaan makan. Menurut sebuah penelitian dalam American Dietetic Association, kalori yang terbakar saat Anda tak bisa tidur lebih besar daripada saat Anda tertidur dan menjadi pemicu turun berat badan karena stres.
2. Efek fight or flight tubuh
Stres membuat tubuh Anda masuk ke mode fight or flight. Pada kondisi ini, tubuh akan melepaskan hormon stres, yakni adrenalin dan kortisol.
BACA JUGA : Viral, Raffi Ahmad Video Call dengan Legenda Film Porno Jepang 'Miyabi'
Adrenalin mempersiapkan tubuh untuk melakukan aktivitas berat dan pada saat bersamaan mengurangi keinginan Anda untuk makan. Sedangkan kortisol akan memberi sinyal pada tubuh untuk menekan fungsi yang tidak dibutuhkan, seperti respons sistem pencernaan.
Selain itu, hormon-hormon tersebut juga dapat menyebabkan detak jantung dan pernapasan lebih cepat, sehingga membantu pembakaran kalori.
3. Perubahan pada sistem pencernaan
Berkaitan dengan poin sebelumnya, selama respons fight or flight, tubuh Anda akan menekan fungsi yang tidak dibutuhkan, salah satunya dengan memperlambat pencernaan agar bisa fokus untuk merespons pemicu stres.
Stres memengaruhi komunikasi antara otak dan sistem pencernaan, termasuk kerongkongan, lambung, dan usus. Hasilnya, akan timbul beberapa kondisi seperti sakit perut, maag, diare, dan sembelit. Gejala sakitnya pun jadi lebih terasa ketika Anda sedang stres.