Komunitas suku purba yang menghuni hutan belantara secara nomaden di Kabupaten Musi Rawas Utara (Muratara). Suku ini diprediksi lebih tua dari Suku Anak Dalam (SAD) atau orang rimba. Mengingat suku ini sangat sensitif dan memilih menghidar dari peradaban.
Orang bunian, suku mante, orang katek, atau orang boncel merupakan julukan yang disematkan terhadap suku purba ini.
Kepala Suku SAD Muratara Jafarin menuturkan nama julukan orang boncel sudah tidak asing lagi bagi warga SAD di Muratara. Saat warga SAD melaksanakan tradisi ‘ngelangun’, masuk ke hutan rimba di wilayah Kabupaten Muratara, mereka tidak jarang berpapasan dengan orang bunian atau suku boncel ini.
“Terakhir kali bertemu dengan komunitas suku purba itu, sekitar 1970 lalu. Persisnya di hutan Rupit Ulu, di Kabupaten Muratara,” kata Jafarin, Rabu (12/1).
Saat itu, lanjut Jafarin, Dia bersama beberapa warga SAD tengah berburu di hutan TNKS dan Bukit Barisan.
Suku Mante memiliki postur pendek sekitar 60 – 80 Cm, berkelompok, tanpa pakaian, dengan jenis kelamin pria- wanita dengan rentang usia tua dan usia muda.
“Waktu itu kami warga SAD sedang cari kulit biawak di hutan Rupit Ulu, itu saya melihat langsung. Mereka bicara bahasa aneh (tidak dimengerti, red) semacam teriak dan jerit lalu mereka kumpul kumpul di pinggir sungai,” ungkapnya.
Jafarin mengaku, komunitas SAD yang dipimpinnya saat itu sempat berkonfrontasi secara langsung sekitar 10-15 menit. Karena tidak ada perlawanan dari suku purba ini, warga SAD memilih menghindar.
“Waktu itu mereka kumpul banyak, sekitar belasan lanang betino, mereka idak ganggu kito. Jadi kami minggir mungkin mereka mau cari minum,” ujarnya.(sumeks.co)