JAMBI-INDEPENDENT.CO.ID -Pandemi Covid-19 sudah banyak memukul banyak sektor di kehidupan manusia, mulai dari kesehatan hingga ekonomi. Terkait ekonomi, Indonesia sendiri pun saat ini masih berusaha untuk memulihkannya.
Salah satu yang membuat terpuruknya perekonomian dalam negeri adalah karena pembatasan atau penutupan sejumlah sektor. Salah satunya adalah pendidikan.
Dengan pembelajaran jarak jauh (PJJ), anak-anak lebih banyak di rumah dan tidak mendapatkan uang jajan. Tentu saja ini memukul ekonomi di sektor transportasi dan juga kuliner.
Untuk itu, pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas dilakukan agar roda ekonomi bisa kembali bergerak. Hal itu disampaikan oleh Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Makarim.
“Kita lupa bahwa kita dalam krisis ekonomi, tidak hanya kesehatan, dampak dari PJJ ini sangat besar, kondisi ekonomi sekitar transportasi dan makanan hilang karena anak-anak PJJ itu juga dampak ekonomi yang sangat besar,” ungkapnya dalam acara Mas Menteri Nadiem dan Sekolah Melawan Pandemi secara daring, Jumat (3/9).
“Kondisi ekonomi kita juga menjadi konsiderasi (pertimbangan), makanya kita melakukan tatap muka di zona yang memungkinkan,” sambungnya.
Oleh karena itu, ia meminta kepada sekolah yang wilayahnya berada di PPKM level 1-3 untuk segera melaksanakan PTM terbatas. Ia juga mengkritisi mall yang buka, tapi sekolah tidak.
“Kita akan menegur keras sekolah yang tidak PTM. Sudah saatnya kita memberikan anak-anak kita (kesempatan PTM), meskipun 2 kali seminggu, belajar hidup dengan pandemi ini. Kita tidak bisa melakukan sekolah lebih lama lagi, mall udah buka, tidak ada alasan sekolah masih tutup,” pungkas Nadiem.