JAMBI-INDEPENDENT.CO.ID - Warga Kota Mataram, khususnya Umat Hindu di Nusa Tenggara Barat (NTB) pukul 17.30 WITA tadi perang api.
Ini dilakukan dalam rangka serta ritual menyambut Hari Raya Nyepi Tahu Baru Caka 1944.
Tokoh Hindu di Cakranegara, Komang Kertayasa menjelaskan, perang api yang dilakukan umat Hindu ini menggunakan daun kelapa kering (bobok) yang dibakar.
Kata dia, ini adalah sebuah ritual yang dilaksanakan oleh umat Hindu Lombok sebelum perayaan Nyepi.
Baca juga: Menko Airlangga Minta Dukungan Polri di G20
Setidaknya ada sekitar 70 warga Lingkungan Negara Sakah dan Lingkungan Sweta Cakranegara, yang menggelarnya di simpang tiga Negara Sakah Jalan Selaparang, Cakranegara, Kota Mataram, pukul 17.30 WITA.
Mereka saling serang dengan cara saling memukul lawan menggunakan bobok yang sudah menyala.
"Tradisi umat Hindu Lombok itu telah dilakukan dari nenek moyang kami. Perang api dilakukan karena dipercaya sebagai pengangkat bala dan penyakit yang harus dilakukan," kata Komang Kertayasa.
Baca juga:Harga Minyak Naik Hingga 7 Persen, Brent Dekati USD 105 Per Barrel
Tradisi yang dilakukan sekitar 10 menit itu ditonton oleh ratusan warga Kota Mataram.
Pelaksanaan kegiatan adat perang api mendapatkan pengamanan dari gabungan personel Polda NTB, Polresta Mataram, Polsek Sandubaya, dan Koramil Cakranegara, dipimpin oleh Kapolsek Sandubaya Kompol Moh Nasrullah.
Sebanyak 80 orang personel dibantu oleh Pecalang maupun PAM Swakarsa Dharma Wisesa Cakranegara Mataram, melakukan pengamanan."
Ritual perang api dalam menyambut Hari Raya Nyepi Tahun Baru Caka 1944 berlangsung aman dan lancar," kata Nasrullah. (*)
Artikel ini sudah dimuat di jpnn.com dengan judul: Sambut Nyepi, Umat Hindu di Mataram Perang Api