JAMBI-INDEPENDENT.CO.ID, JAMBI - Sejumlah warga Kota Jambi menyampaikan aspirasi ke Komisi III DPRD Kota Jambi untuk meminta agar pengetatan PPKM di Kota Jambi tidak diperpanjang, Jumat (27/8).
Hafizi, salah satu warga mengatakan bahwa pengetatan ini terkesan percuma. Sebab, penyekatan yang dilakukan di perbatasan kota, seperti di Simpang Rimbo dan Pal X tak dijaga oleh petugas pada malam hari.
"Saya buktikan sendiri, saat lewat pukul 20.00, tidak ada petugas yang memberhentikan mobil-mobil, truk dan sebagainya. Memangnya Covid-19 tidak ada di malam hari," ungkapnya.
Sementara, kata dia di dalam Kota Jambi ada penyekatan-penyekatan yang membuat warga harus mutar untuk ke tujuan. "Harusnya di luar itu yang diperketat, di dalam jangan lah," sebutnya.
Sementara itu, Endang Kuswardani, salah satu warga juga mengeluhkan adanya penutupan jalan di dalam Kota Jambi. Tujuan yang seharusnya dekat, kata dia menjadi jauh dan harus putar arah lantaran penutupan jalan itu. "Fungsinya untuk apa? Kita minta penyekatan ini dicabut, dibuka semua yang di dalam kota. Efektifkan yang di batas kota, untuk warga luar daerah yang mau masuk," katanya.
"Kita minta kepada dewan, agar dapat menyampaikan hal ini kepada eksekutif. Ini suara hati sebagai perempuan dan emak-emak. Pengetatan jangan lah diperpanjang dan cabutlah penyekatan di dalam kota," tambahnya.
Sementara itu, Sekretaris Komisi III, Joni Ismed menyebutkan warga tak hanya mengeluhkan soal longgarnya pengawasan terhadap penyekatan PPKM, namun juga keluhan soal masih adanya kerumunan di tengah PPKM. Seperti kerumunan saat vaksinasi atau pengambilan sembako.
"Ini menjadi masukan untuk kita juga. Kemudian, bantuan saat PPKM, juga ada yang menyarankan agar diberi vitamin juga, karena ini penting. Jadi, tidak hanya sembako," sebutnya.
Namun, untuk memutuskan soal PPKM tidak diperpanjang atau dihentikan, ini juga bukan perkara mudah. Karena pemerintah mengambil kebijakan dengan keputusan yang matang. (tav)