JAMBI-INDEPENDENT.CO.ID, BANGKO - Sekolah di Kabupaten Merangin, mulai dari SD, SMP, hingga SMA sederajat, sudah mulai belajar secara tatap muka, Kamis (26/8) kemarin.
Sistem belajar yang dilakukan secara bergelombang (shift) itu, seperti yang terpantau di SMPN 4 Merangin.
Dari pantauan, saat hari pertama masuk sekolah, terpantau lancar tanpa ada kendala yang berarti. Serta mematuhi protokol kesehatan dengan siswa yang berjarak.
Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum SMPN 4 Merangin, Sisca Yulia Sari menyebutkan, sebelum memasuki sekolah, siswa terlebih dahulu diukur suhu dan mencuci tangan.
Terkait proses belajar-mengajar di sekolahnya itu, dibagi menjadi dua gelombang dengan penerapan protokol kesehatan seperti wajib bermasker.
"Dua shift itu, siswa yang masuk hari ini (kemarin, red), besok diliburkan. Begitupun yang tidak masuk hari ini, mereka masuk besok (hari ini, red)," ungkapnya.
Sementara siswa yang tidak tidak tatap muka, mengikuti pelajaran secara online dari rumah masing-masing.
Disebutkan Sisca, saat hari pertama masuk sekolah, tidak ada kendala yang dialami sekolah dan siswa. Sebab pihaknya sudah mempunyai aplikasi telegram untuk berbagi informasi. Sehingga siswa secara lansung mengetahui pengumuman kapan siswa harus masuk sekolah.
"Begitupun antara wali kelas dan siswa, juga punya group whatsapp. Jadi tidak ada siswa yang tidak tahu jadwal masuk sekolah. Karena kita sebelumnya juga sudah pernah melakukan belajar tatap muka," jelasnya.
Sedangkan jumlah keseluruhan siswa, yakni sebanyak 1.056 siswa, dan 62 orang guru.
Sementara terkait guru wajib vaksin, Sisca mengakui jika belum semuanya mendapatkan vaksinasi. Hal itu disebabkan terdapat beberapa guru merupakan penyintas Covid-19.
Hingga saat ini, dari jumlah guru yang mengajar, dikatakannya sebanyak 50 persen sudah menjalani vaksinasi.
"Kita belum Vaksin semua. Kita sudah komunikasi dengan Puskesmas, Insya Allah pelaksanaan vaksin untuk seluruh guru dan siswa hari Senin dan Selasa minggu depan," ungkapnya.
Sementara itu Elgi, seorang siswa di SMPN 4 Merangin mengaku senang dengan dimulainya pembelajaran sistem tatap muka tersebut. Sebab dia mengungkapkan bahwa sistem belajar dalam jaringan (online) membuatnya tidak fokus.
"Pastinya senang, karena kalau online kadang kita jenuh dan tidak fokus. Makanya kalau belajar itu kurang semangat," ujarnya.