JAMBI-INDEPENDENT.CO.ID, JAMBI – Ada sejumlah catatan terhadap proyek pembangunan yang bersumber dari dana pinjaman PT Sarana Multi Infrastruktur (SMI) di Kota Jambi, pasca ditinjau Wali Kota Jambi, Syarif Fasha, Rabu (25/8) kemarin.
Salah satu di antaranya yakni, penataan trotoar atau pedestrian dalam Kota sepanjang Jalan Jendral Sudirman, tepatnya dari simpang traffic light Jelutung hingga Simpang Tugu Adipura. Tak elak, rekanan proyek dan pengawas proyek pembangunan pedestrian itu tampak terdiam saat Fasha mengomentari pengerjaan yang dilakukan.
Beberapa di antaranya yakni kondisi coran yang dinilai tidak sesuai spek. Dalam hal ini, Fasha meminta coran yang berada di seberang Tugu PKK agar dicor tahu beton.
Decking beton atau dalam bahasa lapangan sering disebut tahu beton adalah beton yang di buat berbentuk silinder ataupun kubus yang memiliki ketebalan sesuai dengan selimut beton yang diinginkan. Biasanya berbentuk kubus dan silinder.
Beton decking memiliki fungsi yaitu guna memastikan bahwa jarak antara pembesian dan selimut beton sudah sesuai dengan perencanaan awal. Tanpa adanya beton decking, maka posisi besinya turun bahkan telalu rapat dengan kulit luar selimut beton. Hal ini bisa membuat besi yang mengembang membuat selimut beton retak dan membahayakan hasil proyek konstruksi.
“Ini saya minta diganti sampai selesai,” cetus Fasha. Tak hanya kondisi coran yang dikritik. Hal lain yakni kondisi pipa yang berfungsi sebagai pengalir air dari badan jalan menuju drainase di bawah pedestrian.
Fasha melihat kondisi pipa tersebut sangat lah tipis. Sang rekanan dan pengawas yang saat itu berada di sana hanya tampak terdiam dan menunduk ketika berkali-kali ditanya Fasha. Terdengar sang rekanan gagap ketika menjawab pertanyaan.
Bahkan guna memastikan kondisi pipa tersebut tebal, Fasha meminta Kabid Cipta Karya Dinas PUPR Kota Jambi, Momon Sukmana Fitra untuk mengeceknya. Hasilnya pun tidak sesuai. “Tipis pak,” jawab Momon.
Lagi-lagi, sang rekanan dan pengawas tak mampu banyak bicara. Bahkan suara mereka begitu kecil ketika menjawab pertanyaan Fasha. Pipa yang belum dicor pun diminta untuk dapat segera diganti. “Saya minta ini diganti ya, mulai yang dari sini. Dibongkar, ini bagian dalam pedestrian juga sesuai tidak? Jangan sampai saya cek ke bawah suatu saat nanti tidak sesuai,” tegas Fasha.
Sementara itu, Andre yang merupakan konsultan pengawas dari CV Renco Engineering beralasan atas temuan Wali Kota Jambi itu, pihaknya ada salah pasang. Ia pun memastikan, sisa pembangunan akan sesuai.
“Ada beberapa item yang perlu kami perbaiki. Salah satunya ganjal wiremesh direncana beton pedestrian akan kami bongkar dan mengganti dengan tahu beton. Termasuk pipa. Mungkin tadi salah pasang, yang lain sesuai. Hanya beberapa titik saja,” jelasnya.
Perlu diketahui, beberapa waktu lalu, anggota DPRD Kota Jambi, M Yasir dan rekannya, Martua Muda Siregar, juga menyoroti progres pengerjaan pedestrian yang terkesan asal jadi. Termasuk di antaranya beberapa pipa yang dipasang.
“Ya jangan hanya kejar kuantitas saja, kualitasnya diabaikan. Proyek ini mahal loh. Kita juga pertanyakan, mana yang kemarin katanya dibongkar dan dicor ulang,” tanya politisi Fraksi Gerindra ini.
Yasir berharap, jangan sampai, pengerjaan yang bersumber dari dana pinjaman ini terkesan asal jadi. “Apalagi ini ukurannya saya lihat beda-beda. Ada yang kecil dan lebar. Pengawasnya juga ini, tidak melihat progresnya. Bagaimana mau kualitasnya bagus,” tukasnya.
Perlu diketahui, proyek pedestrian ini dikerjakan PT Megasari Sejati dengan hasil negosiasi senilai Rp 34.900.000.000. Sementara pengawasan dilakukan CV Renco Engineering dengan hasil negosiasi senilai RP 293.634.000. (zen)