JAMBI-INDEPENDENT.CO.ID, JAMBI – Pengetatan di hari kedua, masih ada pelaku usaha non esensial dan non kritikal di Kota Jambi yang membuka toko. Salah satunya, di beberapa kawasan di Kelurahan Payolebar, Jelutung, Kota Jambi, Selasa (24/8).
Lurah Payolebar, Nilawati mengatakan, setelah penelusuran pihaknya bersama tim gabungan Satpol PP, Forum Ketua RT, LPM, Babinsa dan Bhabinkabtimas, masih ada toko yang buka. Di antaranya, toko parfum, bengkel onderdil dan lainnya.
“Ini kan non esensial, jadi kita datangi warga, dan kita minta untuk tutup. Ada yang beralasan belum tahu, padahal sudah jelas mereka tahu. Karena sudah ada sosialisasi juga sebelumnya oleh Seklur dan tim. Kita sampaikan, harus ikuti aturan dan sama dengan yang lain. Di sekeliling kan pada tutup, masa tidak tahu,” jelasnya.
Nila mengatakan, setelah komunikasi, pelaku usaha berjanji akan menutup tokonya hari ini. Penyampaian, kata Nila dilakukan secara humanis.
“Kita minta kepada warga untuk dapat patuh dan sakit-sakitkan dulu selama tujuh hari ini. Hasilnya, mudah-mudahan kasus Covid-19 bisa nihil dan bisa beraktivitas seperti biasa,” bebernya.
Selain meminta untuk menutup, pihaknya juga memberikan pandangan-pandangan agar warga dapat paham dengan aturan yang dibuat oleh pemerintah. Lanjutnya, pelaku usaha yang ditutup usahanya sesuai dengan instruksi, dan sudah diberikan sembako.
“Ya, meski tidak seberapa, kita harap dapat meringankan dan membantu pelaku usaha. Ini bentuk perhatian pemerintah kepada warga,” ujarnya.
Pada kesempatan itu juga, Nila dan Ketua RT kembali mendata warga-warga yang masih belum mendapatkan bantuan, padahal mereka sudah menutup usahanya.
“Kita sampaikan, ini adalah bantuan untuk mereka yang terdampak penutupan, bukan untuk warga miskin dan lainnya. Karena ini khusus untuk yang terdampak penutupan selama PPKM ini. Warga yang lain, sudah ada bantuan sendiri dari program pemerintah lainnya. Dan juga, kita sesuaikan dengan pekerja yang ada di instruksi Wali Kota,” tandasnya. (tav/enn)