Sejumlah Siswa ‘Siluman’ yang Bermasalah, Sudah Ada Sekolah yang Menampung
JAMBI-INDEPENDENT.CO.ID, KOTA JAMBI, JAMBI – Permasalahan ratusan siswa ‘siluman’ di SMAN 8 Kota Jambi saat ini masih terus bergulir. Jelang masuk tahun ajaran baru 2021/2022 mendatang, mereka harus masuk ke sekolah lain, agar bisa mendapatkan Dapodik.
Belakangan dikabarkan ada dua sekolah swasta yang akan menampung para siswa tersebut. Yakni SMA Dharma Bakti dan Sekolah Adhyaksa. Kepala Sekolah Adhyaksa, Juhaldi membenarkan, bahwa pihaknya telah menerima 23 siswa yang bermasalah tersebut.
“Tak ada batasan berapa yang akan masuk. Kita masih menerima, besok (hari ini,red) terakhir akan kita input ke Dapodik,” sebutnya.
Juhaldi mengatakan, tak banyak persyaratan yang diberikan. Yang jelas, siswa-siswa ‘siluman’ tersebut hanya menggunakan Nomor Induk Siswa (NIS) dari SMP/sederajat dahulu.
“Untuk selanjutnya, mereka akan langsung masuk ke sementer genap. Jadi nanti akan ada pembelajaran susulan untuk sementer ganjil, karena mereka kan tak mempunyai nilai dan rapor,” singkatnya.
Adanya sekolah yang menampung para siswa ini jgua dibenarkan Kadis Pendidikan Provinsi Jambi, Varial Adhi. Kata dia, para siswa tersebut juga tak mungkin dipaksakan belajar di SMAN 8 Kota Jambi, karena sudah over kapasitas.
“Peraturan di Kementerian satu sekolah hanya bisa 36 rombel atau kelompok peserta didik yang terdaftar pada satuan kelas dan di sekolah itu sudah penuh,” tambahnya.
Kata dia, jika ratusan siswa yang tak masuk dalam Dapodik tersebut tetap dipaksakan, maka akan berdampak pada sekolah. Yakni peringkat sekolah tersebut akan turun. Sementara terkait, mantan Kepala Sekolah SMAN 8 Kota Jambi, Sugiyono, Varial menyebutkan sedang proses pemeriksaan oleh Inspektorat dan BKD Provinsi Jambi.
“Kalau laporan yang dimasukkan Ke kepolisian, itu sata belum mendengar, yang jelas ini sedang diperiksa oleh pihak Inspektorat dan BKD,” sebutnya.
Sementara itu pihaknya akan melakukan asesmen untuk para kepala sekolah. Tentunya nantinya diharapkan kepala sekolah nantinya tidak gaptek. Karena banyak indikator untuk asesmen. Selanjutnya akan ada timnya sendiri.
“Tentu nanti seorang kepala sekolah tidak boleh gaptek dan harus memberi contoh yang baik, tidak boleh gaptek,” tandasnya. (slt/zen)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: