Petani Akui Sulit Dapat Omset
JAMBI-INDEPENDENT.CO.ID, KOTA JAMBI, JAMBI – Dari data yang diperoleh penyulu pertaninan lapangan dan pengaman pengganggu organisme tanaman Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Jambi, terdapat 105,5 hektare lahan milik masyarakat Kota Jambi, yang mengalami gagal panen atau puso.
Penyebabnya tak lain, adalah kondisi banjir akibat curah hujan yang tinggi pada Oktober lalu. Plt Kadis Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Jambi, Meizadiarty mengatakan, lahan yang mengalami puso tersebut merupakan lahan tanaman padi dan sayur-sayuran.
“Untuk tanamam padi sekitar 92,5 hektare dan sayur-sayuran 13,18 hektare,” kata Meizadiarty, kemarin (27/12).
Dengan kondisi itu, sambunya, ada sebanyak 294 Kepala Keluarga (KK) atau 1.099 jiwa yang terdampak. Tentu, dengan adanya puso tersebut dikhawatirkan akan terjadi kerawanan pangan bagi petani yang mengalami puso tersebut.
“Oleh karena itu Pemkot Jambi menyalurkan cadangan pangan. Sebab saat ini ada cadangan pemda sebesar 54,943 ton, yang tersimpan di gudang Bulog Divre Jambi yang berdasarkan Peraturan Walikota dapat disalurkan apabila petani terkena bencana alam,” bebernya.
Berdasarkan hasil perhitungan dari tersebut, diperoleh total cadangan pangan Pemerintah Daerah yang akan disalurkan sebesar 14,583 ton, yang dihitung berdasarkan kebutuhan pangan per jiwa.
Sementara itu, Wakil Wali Kota Jambi, Maulana mengatakan, gagal panen atau puso tersebut disebabkan oleh beberapa hal. Di antaranya adalah akibat banjir dan gangguan hama/penyakit.
"Sudah kami data ada 294 KK. Sesuai aturan itu kami berikan 300 gram beras per hari selama 60 hari untuk petani padi, dan tujuh hari untuk petani sayur. Karena masa panen petani sayur lebih pendek ketimbang petani padi," kata Maulana.
Dia menambahkan, meskipun terjadi gagal panen, namun para petani tidak berputus asa, dan tetap menjalankan profesinya sebagai petani. Sebab peluang usaha di bidang pertanian cukup terbuka lebar, karena saat ini banyak orang yang beranggapan bahwa bekerja di sektor pertanian ini tidak menjanjian.
"Padahal salah. Sebab komoditas yang ada di kota Jambi saat ini banyak didatangkan dari luar," jelasnya.
Sementara itu, salah seorang petani di RT 25 kelurahan Lingkar Selatan, Mulyono mengatakan, jika sebagian tanaman sayurnya rusak akibat banjir.
"Saya tanam sayuran seperti kangkung, bayam. Sekitar setengah hektare," katanya. Kata dia, biasanya jika tidak ada gangguan, dalam 1 bulan bisa beromset sekitar Rp 2 sampai Rp 3 juta. "Tapi kalau sekarang ini sulit," tukasnya, (zen)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: