Siapkan Tiga Kluster Lokasi Food Estate
JAMBI-INDEPENDENT.CO.ID, KUALATUNGKAL- Pemerintah Kabupaten Tanjungjabung Barat masih menunggu persetujuan Menteri Pertanian terkait penetapan lokasi food estate. Food estate merupakan salah satu program nasional yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan petani dan masyarakat.
Mulyadi, Kepala Bidang Ekonomi dan Sumber Daya Alam Bappeda Tanjab Barat, menyebutkan, pihaknya baru melakukan proses kelengkapan data teknis untuk mendukung pemenuhan syarat suatu kawasan untuk ditetapkan menjadi area/kawasan.
"Data yang kita proses ini kita sampaikan ke dinas Tanaman Pangan Holtikultural dan Perkebunan (TPHP) Provinsi yang kemudian untuk diusulkan kepada menteri pertanian," sebutnya, Kamis (22/7).
BappedA akan mengajukan komoditas utama berupa padi dalam pelaksanaan food estate. Setidakanya ada tiga Wilayah di Kabupaten Tanjabbar yang di rencanakan menjadi wilayah food estate. "Usulan kita sudah hampir lengkap, untuk padi sebagai produk utama. Ini ada di tiga tempat, kluster I di Batangasam, dan kluster II di Pengabuan dan Senyerang," jelasnya.
Kluster I, yaitu wilayah Batangasam ada sekitar 1.067 hektare lahan yang di persiapkan. Sementara untuk Kluster II di Pengabuan dan Senyerang luas wilayah yang disiapkan sekitar 5.601 hektare. Kemudian, dalam pelaksanaan food estate nantinya dipastikan akan melibatkan petani di Tanjab Barat.
"Karena food estate ini sesuai aturannya tidak membangun kawasan baru tapi mengintegrasikan sektor-sektor yang ada dalam kawasan yang ditetapkan menjadi terkoneksi penanganan secara simultan, dan sudah barang tentu petani menjadi pelaku utamanya," ungkapnya.
Ia menyebut bahwa ada banyak OPD yang terlibat dalam proses food estate ini. Bahkan pihaknya juga bersama dengan OPD DTPH, DKP, Perikanan, Disbunak dan PU, telah melakukan rapat untuk penyaman persepsi dan mengkalkulasi sektor yang mungkin di usulkan menjadi produk utama food estate.
"Selain pada ada Komoditi Jagung dan Kopi yang kita ajukan. Untuk jagung itu ada di wilayah di Tebingtinggi, Senyerang, Merlung, Muarapapalik dan Ranahmendaluh dengan luas 400 hektare. Kalau kopi ada di Kecamatan Bramitam dan Betara dengan luasan 1.819 hektare. Sementara untuk komiditi pendukung berupa sapi, kambing, kelapa, pinang, dan budidaya perikanan," pungkasnya. (rul/ira)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: