Rupiah Kembali Melemah di Perdagangan Awal Pekan, Ternyata Ini Penyebabnya
JAMBI-INDEPENDENT.CO.ID - Tim Riset Monex Investindo Futures menyatakan beralihnya investor ke aset aman membuat nilai tukar (kurs) rupiah terhadap USD yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada awal pekan melemah.
Pada pukul 10.06 WIB, rupiah melemah 35 poin atau 0,24 persen ke posisi Rp 14.533 per USD dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp 14.498 per USD.
"Di awal sesi Senin, USD masih nampak diminati sebagai aset likuid di tengah meningkatnya pandemi corona di AS yang mulai menggeser perhatian pasar dari isu tapering stimulus AS," tulis Tim Riset Monex Investindo Futures dalam kajiannya di Jakarta, Senin (19/7).
Kurs USD pada akhir pekan lalu meningkat didukung oleh investor yang beralih ke aset aman karena meningkatnya jumlah kasus infeksi Covid-19 yang membayangi pemulihan ekonomi.
Penguatan USD juga terjadi meskipun Gubernur The Fed Jerome Powell pada Kamis (15/7) menegaskan bahwa kenaikan inflasi kemungkinan hanya sementara dan bank sentral AS akan terus mendukung ekonomi.
Pada Senin malam, akan dirilis laporan Indeks Pasar Perumahan AS oleh National Association of Home Builders (NAHB) dan berpeluang memengaruhi pergerakan USD.
Tim Riset Monex Investindo Futures mengatakan dari dalam negeri rupiah dipengaruhi oleh pelaku pasar yang mencermati rencana perpanjangan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat yang kabarnya akan diumumkan hari ini.
"Terlebih dengan terjadi penambahan 44.721 kasus baru Covid-19 pada Minggu (18/7) sehingga total jumlah kasus terkonfirmasi positif COVID-19 mencapai 2,87 juta kasus. Sebanyak 73.582 orang meninggal akibat terpapar Covid-19," bebernya.
Meski demikian, sebanyak 2,26 juta orang telah dinyatakan sembuh sehingga total kasus aktif Covi-19 mencapai 542.236 kasus.
Pada Jumat (16/7) lalu, rupiah ditutup melemah 15 poin atau 0,1 persen ke posisi Rp 14.498 per USD dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp 14.483 per USD.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: