Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi Gelar Pertemuan Tahunan 2021
JAMBI-INDEPENDENT.CO.ID, JAMBI-Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi menggelar pertemuan tahunan Bank Indonesia 2021 di Swiss Belhotel Jambi, Rabu (24/11). Dengan mengangkat tema Bangkit dan Optimis, Sinergi dan Inovasi Untuk Pemulihan Ekonomi, acara berlangsung sukses dan lancar.
Acara dihadiri oleh Presiden RI Joko Widodo dan Gubernur Bank Indonesia secara virtual sekaligus menyampaikan arah strategis kebijakan BI terhadap perkembangan ekonomi kedepan. Acara juga dihadiri langsung oleh Gunernur Jambi Dr.H.Al Haris, S.Sos, M.H, Ketua DPRD Provinsi Jambi atau yang mewakili, Anggota Forum Kooordinasi Pimpinan Daerah Provinsi Jambi, Para Kepala Daerah Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Jambi, Kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Provinsi Jambi, Para Pimpinan Lembaga dan Instansi wilayah Provinsi Jambi, Pimpinan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) Provinsi Jambi, Pimpinan Perguruan Tinggi dan Para Akademisi Provinsi Jambi, Pimpinan Perbankan, Korporasi, Media, dan serta undangan lainnya. Acara juga dimeriahkan oleh penampilan menarik dari Band Gigi.
Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi Suti Masniari Nasution menyampaikan bahwa kondisi perekonomian dunia yang sempat tertahan sejak tahun 2020 sebagai dampak pandemi COVID-19, berangsur membaik meskipun belum pulih seutuhnya. Setelah sebelumnya hampir seluruh perekonomian dunia mengalami resesi, meredanya kasus Covid-19 memberikan sentimen positif terhadap pemulihan perekonomian global. “Perbaikan kondisi perekonomian global tersebut, tentunya turut mendorong perbaikan ekonomi di Provinsi Jambi yang sebagian besar ditopang oleh komoditas primer. Setelah sempat terkontraksi sebesar 0,46% (yoy) pada tahun 2020, perekonomian Provinsi Jambi tumbuh terakselerasi di angka 5,39% dan 5,91% (yoy) berturut-turut pada triwulan-2 dan triwulan-3 tahun 2021,”jelasnya.
Dikatakannya bahwa berdasarkan kelompok pengeluaran di triwulan-3 tahun 2021, pertumbuhan ekonomi didominasi oleh komponen ekspor yang menyumbang 64,42% dari total pengeluaran keseluruhan komponen. Kinerja ekspor di Provinsi Jambi pada triwulan ini tercatat tumbuh sebesar 34,71% (yoy) dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun sebelumnya. Perbaikan kinerja ini didorong oleh harga komoditas global yang tetap terjaga di level optimum dan menjadi insentif bagi pelaku usaha. Selain itu kembali normalnya mobilitas dan aktivitas perdagangan di sejumlah wilayah juga turut menopang peningkatan volume perdagangan baik domestik maupun global.
“Lebih lanjut pada sisi lapangan usaha, peningkatan kinerja yang terjadi pada hampir keseluruhan sektor akan terus berlanjut dan diperkirakan akan mendorong perekonomian bertumbuh positif pada keseluruhan tahun 2021. Pertumbuhan ekonomi sebagian besar masih ditopang oleh sektor pertanian, pertambangan, perdagangan dan industri pengolahan sebagai sektor unggulan. Perbaikan ekonomi global maupun domestik tersebut tidak lepas dari peranan penting vaksinasi COVID-19 sebagai game changer yang dapat meningkatkan level of confidence masyarakat dan pelaku usaha,” paparnya.
Dikatakan Suti bahwa Provinsi Jambi tahun 2022 diperkirakan akan melanjutkan momentum pertumbuhan ekonomi di tengah meredanya pandemi secara gradual. Konsumsi diperkirakan akan kembali meningkat seiring dengan berbagai stimulus yang dilakukan terutama untuk mendorong konsumsi kelas menengah/atas dan perbaikan pendapatan sejalan dengan membaiknya kinerja sektor ekonomi utama. Berbagai leading indicator menunjukkan perbaikan ekonomi yang terus berlanjut seperti kenaikan Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK), Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) dan Nilai Tukar Petani (NTP). “Meski demikian, perlu kita cermati sejumlah risiko kerentanan yang berpotensi menahan laju pertumbuhan ekonomi daerah. Adapun beberapa upaya dalam rangka terus mendorong pertumbuhan perekonomian, antara lain pertama penanganan COVID-19 yang efektif menjadi kunci akselerasi pemulihan ekonomi ke depan. Kedua, menjaga proses transisi pemulihan ekonomi dengan mendorong proses pemulihan sektor prioritas yang aman dan produktif, yaitu sektor dengan risiko penularan COVID-19 rendah tetapi memiliki daya dukung pemulihan ekonomi dan potensi ekspor yang tinggi. Ketiga, menggali potensi sumber-sumber ekonomi baru melalui pengembangan local value-chain tourism yang memiliki multiplier effect besar pada sub-sub sektor di bawahnya. Keempat, mempercepat reformasi struktural melalui hilirisasi sektor ekonomi utama. Provinsi Jambi sebagai salah satu sentra penghasil raw material yang dinilai global belum ramah lingkungan (CPO, batubara).
Meskipun saat ini menikmati benefit atas meningkatnya harga komoditas global, namun pemerintah daerah dan stakeholders terkait harus mulai memikirkan upaya untuk mempercepat hilirisasi atau berisiko tertinggal jika tidak melakukan penyesuaian terhadap permintaan global ke depan,”ujarnya.
Gubernur Jambi Dr. H. Al Haris S.Sos, M.H mengatakan bahwa tugas Bank Indonesia sangat penting dalam menjaga stabilitas ekonomi. Selama ini menurut Al Haris, Bank Indonesia Provinsi Jambi selalu melakukan langkah langkah pendampingan dengan terus melakukan pembinaan baik terhadap petani, pelaku UMKM dan sektor lainnya.
“Bank Indonesia Provinsi Jambi sudah melakukan pembinaan hingga ke pelosok daerah. Baik kepada petani, UMKM dan pembinaan kepada teman teman lainnya. BI sudah langsung turun ke masyarakat dan tidak hanya berbicara dibalik layar saja. Untuk itu Pemerintah Provinsi Jambi sangat berterima kasih kepada Bank Indonesia Perwakilan Provinsi Jambi dan Ibu Suti yang sudah bekerja luar biasa. Tidak hanya di kota namun juga masuk ke kampung kampung Ini menunjukkan bahwa BI punya beban moral terhadap ekonomi bangsa ini. Apalagi selama 2 tahun belakangan ini ekonomi kita masih kaku dan kita berharap kedepan akan semakin bergairah dan berkembang dengan baik,”ujarnya.
Al Haris menjelaskan bahwa meskipun dampak pandemi covid 19 masih sangat terasa di Provinsi Jambi, namun saat ini ekonomi Provinsi Jambi sudah mulai bangkit. Bahkan pertumbuhan ekonomi Provinsi Jambi sudah menyentuh angka 5,91 persen. Angka ini nomor 2 dibawah Bangka Belitung di Pulau Sumatera. “Alhamdulillah pertumbuhan ekonomi positif tumbuh dan sudah mencapai angka 5,91 persen, nomor 2 di bawah Bangka Belitung di Sumatera. Oleh karena itu, dengan pertumbuhan ekonomi positif ini, saya mengharapkan bahwa para pelaku ekonomi tidak boleh lengah dan terus bangkit menuju perekonomian yang lebih maju dan mandiri,”harapnya.
Sementara itu, Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo meyakini bahwa perekonomian Indonesia akan bangkit dan tumbuh pada 2022 mendatang. Ada dua faktor yang sangat mendukung pemulihan ekonomi menurutnya yaitu memaksimalkan vaksinasi dan pembukaan sektor ekonomi. “Dua faktor tersebut sangat penting dan akan bisa berjalan dengan baik jika dilengkapi dengan lima respons kebijakan yakni transformasi sektor riil,stimulus fiskal dan moneter,kredit dan transformasi keuangan,digitalisasi keuangan dan ekonomi keuangan inklusif dan hijau,” jelasnya.
Gubernur Bank Indonesia memprediksi bahwa ekonomi Indonesia akan pulih pada tahun 2022. Sinergi dan inovasi adalah kunci untuk bangkit dan optimis. Ekonomi nasional, sekali lagi, akan pulih tahun depan. Inilah semangat BI terus bersinergi dengan pemerintah pusat dan daerah, Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), dan tentu saja perbankan, dunia usaha, DPR khususnya Komisi XI, akademisi, media, dan masyarakat,”paparnya.
Pada pertemuan tersebut, Presiden RI Joko Widodo menyampaikan bahwa saat ini, pandemi covid 19 di Indonesia sudah mulai terkendali. Meskipun dua tahun kebelakang covid 19 membuat perekonomian di Indonesia semakin terpuruk, namun kini perekonomian sudah bangkit dan berkembang dengan baik. Apalagi penerimaan negara terutama perpajakan cukup memuaskan.
Namun, Jokowi tetap mengingatkan agar masyarakat jangan terlena dan tetap mematuhi protokol kesehatan. Sebab covid 19 masih terus menjadi ancaman khususnya dalam bidang ekonomi. “Meskipun tanda-tanda ekonomi nasional membaik mulai terlihat. Namun, bukan berarti situasi sudah dalam keadaan aman, mengingat masih ada pandemi Covid-19. Untuk itu target kita melakukan vaksinasi untuk pemulihan ekonomi diharapkan mencapai 280 juta hingga 290 juta dosis yang sudah disuntikkan kepada masyarakat. Pada 2 tahun belakangan ini, kita terus berpikir untuk masalah kesehatan, dan sekarang kita fokus pada pertumbuhan ekonomi yang lebih lebih baik. Kita tetap optimis Indonesia bisa bangkit dari pandemi dan pertumbuhan ekonomi semakin membaik,”tegasnya. (*)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: