10 Bulan Nikah, Baru Sadar Punya Suami Perempuan
SIDANG: NA saat memberikan kesaksian dalam sidang, sementara terdakwa mengikuti sidang secara online--
"Sempat ngobatin ayah saya. Akhirnya saya percaya dia dokter. Dia ngecek tensi, dia nyaranin obat. Saya cuma beli. Awal-awal datang saja dia ngecek kesehatan orang tua," katanya.
Setelah beberapa lama tinggal di rumah NA, mereka akhirnya nikah siri, setelah mendapat saran dari keluarganya dan dari orang tua angkat terdakwa yang menghubungi NA.
BACA JUGA:Ini Empat Faktor Penyebab Naiknya Tarif Listrik
BACA JUGA:DPR Beri Peringatan Serius Terkait Minyak Goreng Curah Mau Dihapus
"Siapa yang menikahkan kamu?" tanya Sukmawati.
"Pak Imam Sarwono," kata Sintia.
Imam Sarwono juga sekalian menjadi wali hakim karena ayah NA dalam keadaan sakit. Bahkan ibunya juga sakit, sehingga tidak ada satupun orang tua NA yang menyaksikan pernikahan itu.
Diterangkan NA, dia sudah sering bertanya kepada terdakwa soal identitasnya, namun terdakwa selalu memberi alasan untuk tidak menunjukkan identitas aslinya.
"Saya tanya, katanya sama ibunya lah, gitu sampai 10 bulan," ujarnya.
BACA JUGA:Beli Motor Gak Pake Ribet Hanya di Honda Virtual Expo
BACA JUGA:BNNP Jambi Gelar Raker Program Dayamas Anti Narkoba Bersama LSM dan Organisasi Kemasyarakatan
Kemudian soal profesi terdakwa sebagai dokter, terdakwa selalu menghindar. Selain ditipu secara identitas, NA juga menderita kerugian hingga Rp 300 juta lebih. Salah satu besarannya adalah Rp 67 juta, uang orang tuanya yang digelapkan pelaku.
"Uang Rp 67 juta untuk pengobatan orang tua saya," ungkapnya.
Setelah 4 bulan menikah, ibu NA mulai curiga terhadap terdakwa. Orangtua NA sempat membawa warga untuk menggerebek terdakwa.
"Waktu itu saya bawa warga, waktu itu saya bela dia karena saya kira dia laki-laki. Orang tua curiga dia perempuan," jelasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: