BBM dan LPG Jadi Perhatian,Kemenkeu Bakal Mempertajam Subsidi
jambi-independent.co.id|
Editor:
Surya Elviza|
Rabu 15-06-2022,09:56 WIB
Kemenkeu evaluasi dua subsidi karena beberapa subsidi dinilai dinikmati kalangan mampu. Foto : jpnn.com--
JAKARTA,JAMBI-INDEPENDENT.CO.ID -Pemerintah terus melakukan evaluasi terhadap subsidi yang telah diberikan.
Seperti yang disampaikan oleh Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan Febrio Kacaribu bahwa ternyata ada beberapa subsidi yang dinikmati kalangan mampu.
"Jadi kita lakukan evaluasi beberapa subsidi.
Pasalnya, beberapa jenis subsidi dinikmati oleh golongan mampu," ujarnya.
Hal inilah menurutnya yang menjadi evaluasi bagi pihaknya untuk bisa pertajam kebijakan subsidi ke depan,.
Dikatakannya ada dua subsidi yang sorot adalah LPG dan BBM.
Menurutnya, mayoritas subsidi LPG tiga kilogram dan BBM justru dinikmati oleh masyarakat yang tergolong mampu.
“Kami lihat manfaat yang diterima masyarakat terhadap LPG memang terlihat dinikmati oleh hampir seluruh masyarakat dengan justru kelompok yang mampu,” katanya.
Hal itu, kata dia, mendorong pemerintah untuk menyusun kebijakan subsidi yang lebih tajam yaitu penggantian dari subsidi terbuka menjadi berbasis orang.
Kemenkeu menjelaskan empat desil masyarakat termiskin ternyata hanya menikmati subsidi LPG tiga kilogram sebesar 23,3 persen dari total subsidi.
Berbanding terbalik, empat desil terkaya menikmati 57,9 persen dari total LPG bersubsidi.
Tak hanya itu, penyediaan LPG di Indonesia ternyata mayoritas berasal dari impor yakni mencapai 80 persen dari total LPG.
Terlebih lagi, harga komoditas energi semakin meningkat akibat konflik geopolitik namun Harga Jual Eceran (HJE) tetap Rp 4.250 per kilogram sejak 2010 sedangkan harga keekonomiannya kini mencapai Rp 19.609 per kilogram.
“Ini menunjukkan besarnya beban dari subsidi LPG yang kita lakukan tapi ini keputusan dari kita bersama untuk menjaga daya beli di tengah ketidakpastian 2022,” jelasnya.
Kemudian, dari sisi konsumsi LPG bersubsidi juga makin meningkat yaitu diproyeksikan mencapai 7,82 juta metrik ton pada 2022 sedangkan konsumsi LPG non subsidi sebesar 0,58 juta metrik ton.
Selain itu, subsidi BBM ternyata turut dinikmati masyarakat mampu yaitu sebanyak 60 persen masyarakat terkaya menikmati hampir 80 persen dari total konsumsi atau 33,3 liter per rumah tangga per bulan.
Di sisi lain, 40 persen masyarakat terbawah hanya menikmati konsumsi BBM bersubsidi sebanyak 17,1 liter per rumah tangga per bulan.
Febrio menambahkan selisih antara harga penetapan dengan harga keekonomian dari BBM jenis solar saat ini sangat tinggi yakni Rp 5.150.
Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan Febrio Kacaribu menyebut pihaknya mengevaluasi sejumlah kebijakan subsidi seperti dikutip dari jpnn.com
Sementara untuk harga penetapan dan keekonomian Rp 12.170," ungkap Febrio. (viz)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: