JAKARTA,JAMBI-INDEPENDENT.CO.ID-Indonesia harus waspada terhadap kenaikan suku bunga Bank Sentral Amerika Serikat (AS) atau The Fed yang masih agresif.
Hal ini disampaikan oleh Pengamat Keuangan Ariston Tjendra yang menilai agar Indonesia tetap waspada terhadap ekonomi global.
Dikatakannya bahwa kenaikan The Fed yang agresif menjadi penggerak nilai tukar rupiah berpeluang melemah ke Rp 15 ribu per USD.
Selain itu, isu inflasi dan resesi akibat perang di Ukraina masih mendorong kenaikan harga-harga barang sehingga dikhawatirkan dapat menekan pertumbuhan ekonomi.
"The Fed masih membuka peluang kenaikan 75 basis poin pada Juli 20222. Di tengah sentimen The Fed pelemahan rupiah ke Rp 15.000 masih terbuka tahun ini," ujar Ariston saat dikonfirmasi, Selasa 21 Juni 2022.
Ariston mengatakan Bank Indonesia (BI) diharapkan merespons kebijakan The Fed dengan menaikkan suku bunga acuan sehingga rupiah tidak makin melemah terhadap USD.
Kemudian, pemerintah harus mampu mengendalikan inflasi yang dapat membantu pertumbuhan ekonomi sehingga kepercayaan terhadap rupiah meningkat seperti dikutip dari
jpnn.com.
"Jika sentimen tersebut mereda, rupiah bisa kembali menguat, indikator ekonomi indonesia masih bagus seperti inflasi dan neraca perdagangan," ungkapnya. (viz)