Anies dan Holywings
Catatan:
Masayu Indriaty Susanto
Berurusan dengan tempat hiburan malam selalu tidak mudah. Arena bersenang-senang itu realitanya selalu penuh pengunjung. Masyarakat menyukainya. Dari tukang bakso sampai crazy rich berkumpul di sana.
Tenaga kerjanya pun banyak. Belum lagi pemasukan pajaknya juga lumayan. Fulus mengalir deras dari sana.
Ribetnya lagi, pemilik bisnis hiburan malam sebagian besar adalah “orang besar”. Punya koneksi luas dan dana bejibun.
Sudah jamak diketahui kalau banyak tempat hiburan malam beroperasi dengan tabrak aturan, menghalalkan segala cara demi cuan.
Itulah mengapa, saat Anies Baswedan, Gubernur DKI Jakarta berani menutup Holywings hanya dalam lima hari sejak bar itu membuat kehebohan buntut promosi bernuansa penistaan agama, publik terkejut. Ada yang bersyukur, tapi ada juga yang mencak-mencak.
BACA JUGA:Merek Lokal Menjamur, Industri Parfum Menanjak
BACA JUGA:Sopir Bus Sering Jadi Tersangka, Pengamat Transportasi: Tak Pernah Sampai ke Pemilik
Sekali ini Holywings memang kelewatan. Iklan promosi mereka yang diposting di akun instagram Holywings Indonesia memantik kemarahan netizen.
Iklan itu menawarkan minuman beralkohol gratis untuk setiap pengunjung yang bernama “Muhammad” dan “Maria” pada setiap Kamis.
Seandainya saja nama pengunjung yang ditawari bir gratis itu “Mario” dan “Mirzani” misalnya, mungkin kondisinya tidak akan seheboh ini. Namun, nama yang dipilih tim promosi Holywings justru Muhammad dan Maria, dua nama yang merupakan sosok suci bagi muslim dan umat kristiani.
Itulah yang membuat netizen meradang. GP Ansor DKI Jakarta langsung melayangkan protes keras. Kalau FPI masih ada, pastilah tidak akan tinggal diam juga.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: