Sah...!! Bulan Depan Mobil dan Motor CC Segini Dilarang Gunakan Pertalite, Cek Kendaraanmu Disini
jambi-independent.co.id|
Editor:
Surya Elviza|
Sabtu 13-08-2022,16:05 WIB
Bulan depan mobil dan motor dengan CC segini dilarang menggunakan Pertalite--
JAKARTA,
JAMBI-INDEPENDENT.CO.ID - Mulai bulan depan, mobil dengan spesifikasi 1.500 cc dan motor 250 cc ke atas dilarang menggunakan BBM subsidi jenis Pertalite.
Hal ini disampaikan oleh Direktur Utama Pertamina, Nicke Widyawati, Sabtu 13 Agustus 2022.
Dikatakan Nicke bahwa pemerintah resmi melakukan pembatasan pengguna Jenis Bahan Bakar Khusus Penugasan (JBKP) yakni Pertalite untuk beberapa kategori.
Dikatakannya bahwa kategori itu di antaranya untuk roda empat pelat hitam. "Dengan spesifikasi mesin 1.500 cc dan roda dua 250 cc ke bawah" katanya.
Anggota Komite BPH Migas Saleh Abdurrahman menambahkan, jika pembelian BBM tak dibatasi, maka kuota subsidi yang sudah ditetapkan bakal habis sebelum akhir 2022.
Terlebih, sejak harga Pertamax melesat, tren penggunaan BBM subsidi melonjak karena banyak masyarakat yang beralih ke Pertalite.
"Tentu jika tidak dikendalikan maka kita akan hadapi solar habis di Oktober atau November, (Pertalite) juga," ujarnya.
Sementara itu, Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia mengungkapkan soal kemungkinan harga BBM subsidi naik menyusul harga minyak dunia yang melejit.
Per Jumat, harga minyak mentah jenis Brent naik 2,3 persen. Dari US$2,20 menjadi US$99,60 per barel.
Sementara itu, minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) Amerika Serikat naik 2,6 persen. Dari US$2,41 menjadi US$94,34 per barel.
"Hari ini kalau US$100 per barel subsidi kita itu bisa mencapai Rp500 triliun. Tetapi kalau harga minyak per barel di US$105 kemudian dengan asumsi kurs dollar APBN rata-rata Rp14.750 dan kuota kita dari 23 juta kilo liter menjadi 29 juta maka terjadi penambahan subsidi," kata Bahlil dalam konferensi pers Jumat 12 Agustus 2022.
Berdasarkan hasil perhitungan sementara menunjukkan, anggaran untuk subsidi BBM tercatat Rp500 triliun-Rp600 triliun.
Jika kondisi tersebut betul terjadi, APBN lama-lama akan bermasalah. Sebab, anggaran Rp500 triliun-Rp600 triliun mencapai 25 persen dari total APBN," pungkasnya. (viz)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber:
disway.id