Berpotensi Melemah Lagi? Sinyal dari Amerika Bikin Rupiah Hari Ini Galau
jambi-independent.co.id|
Editor:
Surya Elviza|
Jumat 19-08-2022,12:36 WIB
Rupiah kembali turun dan berpotensi melemah--
JAKARTA,
JAMBI-INDEPENDENT.CO.ID Rupiah hari ini melemah seiring pernyataan hawkish pejabat bank sentral Amerika Serikat, Federal Reserve (Fed).
Mata uang Garuda anjlok dibandingkan penutupan perdagangan Rp 14.837 per USD.
Kurs rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Jumat pagi melemah 28 poin atau 0,19 persen ke posisi Rp 14.865 per USD.
Disampaikan tim Riset Monex Investindo Futures dalam kajiannya di Jakarta, Jumat 19 Agustus 2022 bahwa USD kembali naik ke level tertinggi baru satu bulan terhadap mata uang utama pada hari Jumat.
"Hal ini dikarenakan pembuat kebijakan Federal Reserve terus berbicara tentang perlunya kenaikan suku bunga lebih lanjut menjelang simposium utama Jackson Hole minggu depan," tulisnya.
USD bergerak lebih tinggi karena pejabat bank sentral semua menjelaskan bahwa The Fed masih memiliki pekerjaan untuk menaikkan suku bunga, bahkan ketika mereka berbeda dalam seberapa banyak kenaikan yang akan dilakukan.
Presiden The Fed St Louis James Bullard condong ke arah mendukung kenaikan suku bunga 75 basis poin ketiga berturut-turut pada September.
Di sisi lain, rekan Presiden The Fed San Francisco Mary Daly mengatakan kenaikan suku bunga sebesar 50 basis poin (bps) atau 75 bps bulan depan akan masuk akal.
Presiden The Fed Kansas City Esther George mengatakan dia dan rekan-rekannya tidak akan berhenti mengetatkan kebijakan sampai mereka benar-benar yakin bahwa inflasi yang terlalu panas akan turun.
Namun, keputusan itu akan dipengaruhi oleh data inflasi dan pekerjaan Amerika Serikat Agustus.
Kedua data dijadwalkan sebelum pertemuan The Fed September, kemungkinan akan mempengaruhi skala pengetatan seperti dikutip dari
jpnn.com.
Pada Kamis 18 Agustus 2022 rupiah ditutup melemah 69 poin atau 0,46 persen ke posisi Rp 14.837 per USD dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp 14.768 per USD. (viz)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber:
jpnn.com