Berjaya Kembali, Harga Emas Mengalami Kenaikan Selama Tiga Hari
Harga emas kembali berjaya dengan naik tiga hari berturut turut-Ricardo-Jpnn.com
JAKARTA, JAMBI-INDEPENDENT.CO.ID - Harga emas kembali berjaya. Sebab harga emas menguat untuk hari ketiga beruntun pada akhir perdagangan Kamis (Jumat pagi WIB).
Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Desember di divisi Comex New York Exchange, terangkat USD 9,90 atau 0,56 persen, menjadi ditutup pada USD 1.771,40 per ounce.
Pada dua sesi sebelumnya, emas berjangka telah naik hampir 0,90 persen.
Emas berjangka terkerek 30 sen atau 0,02 persen, menjadi ditutup pada USD 1.761,50 pada Rabu 24 Agustus 2022, setelah melonjak USD 12,8 atau 0,73 persen menjadi USD 1.761,20 pada Selasa 23 Agustus 2022.
BACA JUGA:Oknum Brimob Bentak Wartawan saat Sidang Etik Ferdy Sambo, Mabes Polri Sampaikan Permohonan Maaf
BACA JUGA:Merasa Heran Dengan Kasus Ferdy Sambo, Ustad Abdul Somad : Episode Kehidupan Jadi Tontonan
Kenaikan harga emas didukung oleh pelemahan USD menjelang pertemuan tahunan Federal Reserve di Jackson Hole, Wyoming, AS.
Ketua bank sentral Jerome Powell diperkirakan akan menyampaikan pidato tentang ekspektasi kenaikan suku bunga.
"Emas mendapat dukungan terbatas karena YSD melemah menjelang pidato Ketua Fed Powell di Jackson Hole," kata analis di platform perdagangan daring OANDA Ed Moya.
Indeks USD yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama lainnya, melemah 0,19 persen menjadi 108,4670.
BACA JUGA:Polisi Jaga Ketat Lokasi Bentrok Turnamen Sepak Bola di Tebo
Data ekonomi yang dirilis pada Kamis 25 Agustus beragam. Departemen Perdagangan AS melaporkan bahwa produk domestik bruto (PDB) riil AS turun pada tingkat tahunan sebesar 0,6 persen pada kuartal kedua 2022, menyusul penurunan 1,6 persen pada kuartal pertama.
Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan bahwa klaim pengangguran awal AS turun 2.000 menjadi 243 ribu dalam pekan yang berakhir 20 Agustus.
"Putaran lain data ekonomi AS dan pidato Fed mendukung gagasan bahwa Fed akan tetap melakukan kebijakan pengetatan agresif sampai inflasi terkendali," jelas Moya.
Menurutnya, investor ingin melihat apakah Ketua The Fed Powell mengunci kenaikan suku bunga sebesar 75 basis poin pada pertemuan September seperti dikutip dari jpnn.com.
Namun, kemungkinan dia akan tetap berpegang pada data ekonomi dan membiarkannya hingga laporan inflasi 13 September. *
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: jpnn.com