Bantah Kebocoran 1,3 Miliar Data Registrasi Kartu SIM HP, Kemenkominfo : Bukan dari Kami
Kemenkominfo bantah kebocoran data registrasi Sim pra bayar dan pascabayar-Ilustrasi-Pixabay
JAKARTA, JAMBI-INDEPENDENT.CO.ID - Heboh soal 1,3 miliar data registrasi SIM prabayar diduga bocor dan dijual di forum online breached.to. membuat Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) buka suara.
Kemenkominfo membantah bahwa kebocoran tersebut berasal dari Kemenkominfo.
Sebab menurutnya pihaknya tidak memiliki aplikasi yang bisa menampung dsta registrasi prabayar dan pasca bayar.
Sehingga sudah dipastikan 1,3 miliar data registrasi SIM prabayar yang diduga bocor dan dijual di forum online breached.to tersebut bukan dari pihaknya.
BACA JUGA:Hujan Kepung Jambi, Debit Air di Sarolangun Meningkat
BACA JUGA:Syahrini Sebut Masih Eksis di Dunia Hiburan : Enggak Ada yang Namanya Pensiun
Pihak Kemenkominfo mengatakan sudah melakukan penelusuran internal soal masalah tersebut.
Dia menyebut pihaknya tidak memiliki aplikasi untuk menampung data registrasi prabayar dan pascabayar seperti dikutip dari JPNN.com
“Berdasarkan pengamatan atas penggalan data yang disebarkan oleh akun Bjorka, dapat disimpulkan bahwa data tersebut tidak berasal dari Kementerian Kominfo,” kata pihak Kemenkominfo melalui siaran pers, Kamis 1 September 2022.
BACA JUGA:Terungkap, Ini Cara Geng Motor yang Beraksi di Muaro Jambi Berkomunikasi
BACA JUGA:IPW Sebut Putri Candrawathi Tidak Ditahan Merupakan Sebuah Diskriminasi
Kemenkominfo mengatakan pihaknya juga tengah melakukan penelusuran lebih lanjut terkait sumber data dan hal-hal lain dengan dugaan kebocoran data tersebut.
Sebelumnya, pada Kamis pagi, beredar kabar sebanyak 1,3 miliar data pendaftaran kartu SIM telepon Indonesia bocor seperti dikutip dari
“Data pendaftaran meliputi NIK, nomor telepon, nama penyedia (provider), dan tanggal pendaftaran. Penjual menyatakan bahwa data ini didapatkan dari Kominfo RI,” tulis Muh. Rifqi Priyo S. melalui akun Twitter-nya.
Dalam utas Twitter-nya, Rifqi melampirkan gambar tangkapan layar akun Bjorka yang mengklaim memiliki data tersebut.
Gambar tangkapan layar juga menampilkan rincian jumlah data yang bocor, termasuk besaran kapasitas data hingga harga data yang dipatok 50 ribu dolar AS. *
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: jpnn.com