Kualitas Pertalite Dinilai Turun, Ini Penjelasan Pakar
Seorang petugas SPBU mengisi bahan bakar Pertalite-Foto: Ricardo-JPNN.com
JAKARTA, JAMBI-INDEPENDENT.CO.ID - Heboh di masyarakat bahwa kualitas pertalite menurun sejak harga BBM subsidi naik. Penggunaan BBM jenis pertalite dinilai lebih boros dari sebelumnya.
Hal inipun membuat Pakar Mesin Institut Teknologi Bandung (ITB) Iman Kartolaksono Reksowardojo angkat bicara.
Iman menilai, perubahan warna pada Pertalite yang ditemui masyarakat akhir-akhir ini, sama sekali tidak mempengaruhi kualitas BBM subsidi tersebut.
Termasuk dugaan bahwa kualitas Pertalite sekarang menurun dan lebih boros, itu merupakan penilaian subjektif.
BACA JUGA:Update Harga Emas Pegadaian Senin 26 September 2022
BACA JUGA:KPK Tegaskan Gubernur Papua Enembe Harus Penuhi Panggilan Hari Ini
“Pewarna itu tidak ada pengaruhnya (terhadap kualitas BBM),” kata Iman dalam keterangannya kepada media hari ini.
Dalam kaitan itulah menurut Iman, jika saat ini banyak masyarakat menilai Pertalite lebih boros karena perubahan warna Pertalite, sama sekali tidak bisa dijadikan ukuran seperti dikutip dari JPNN.com
“Harus ada pembuktiannya secara labolatorium. Tidak bisa menilai kualitas BBM hanya dari kebiasaan sehari-hari, karena penilaian tersebut tidak terkontrol," terang dia.
Pengujian tersebut, harus dilakukan pada Pertalite lama (sebelum BBM subsidi naik) dan Pertalite saat ini.
BACA JUGA:Ratusan Petani Jambi Gelar Aksi Unjuk Rasa, Ini Tuntutannya
BACA JUGA:Zulhas Klaim Berhasil Turunkan Harga Pangan Jelang 100 Hari Menjabat
Demikian juga dengan kondisi, rute, jam pengujian, termasuk jenis kendaraan yang dilakukan untuk menguji, juga harus sama.
“Sebab, kalau ada satu hal saja yang berbeda, tentu berpengaruh terhadap pengujian. Misal beda rute, meski dilakukan oleh kendaraan yang sama, tentu akan memberikan hasil berbeda. Nilai kalori pembakarannya berbeda-beda. Makanya, pengujian harus apple to apple,” lanjutnya.
Intinya, harus ada pengujian. Jangan hanya subjektivitas,” tegas Iman. *
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: jpnn.com