Inggris Dihantam Gelombang Panas, 3.271 Warga Meninggal Dunia
Gelombang panas di Inggris tewaskan 3.271 orang-Foto ilustrasi-Disway.id
JAKARTA, JAMBI-INDEPENDENT.CO.ID - Negara Inggris dihantam oleh gelombang panas. Bahkan gelombang panas kali ini telah menelan korban jiwa yang tidak sedikit.
Gelombang panas yang terjadi di Inggris telah menelan kematian tertinggi pada tahun ini sejak pencatatan dimulai pada 2004.
Disampaikan oleh Chief Scientific Officer Badan Keamanan Kesehatan Inggris (UKHSA), Isabel Oliver bahwa suhu di Inggris mencapai 40 derajat celcius (104 fahrenheit) yang merupakan level tertinggi yang pernah ada pada 19 Juli lalu.
"Gelombang panas sebagai pembunuh diam-diam karena bisa sama mematikannya dengan peristiwa cuaca ekstrem lainnya, seperti angin topan, atau bahkan lebih. Namun di sisi lain, kesadaran masyarakat akan tingkat ancamannya masih rendah,"ujarnya.
BACA JUGA:Jangan Begadang Terus, Ini Waktu yang Tepat untuk Tidur
BACA JUGA:Pasca Diperiksa Polisi, Baim Paula Minta Maaf dan Mengaku Menyesal
Dikatakan Isabel bahwa berdasarkan data, total kematian akibat bencana tersebut mencapai 2.803 kasus selama musim panas tahun ini.
"Kebanyakan korban meninggal berusia 65 tahun ke atas," kata Oliver dikutip dari CNN, Sabtu 8 Oktober 2022.
Menurut Oliver, angka kematian itu tidak termasuk kematian akibat covid-19. Terlebih lagi, jumlah itu bisa saja bertambah menjadi 3.271 bila angka kematian di Wales dimasukkan.
"Perkiraan ini menunjukkan dengan jelas bahwa suhu tinggi dapat menyebabkan kematian dini bagi mereka yang rentan," ujarnya.
BACA JUGA:Jalan Lintas Jambi-Palembang Macet Panjang, Ini Penyebabnya
"Periode cuaca panas yang berkepanjangan adalah risiko khusus bagi orang tua, mereka yang memiliki kondisi jantung dan paru-paru atau orang yang tidak dapat menjaga diri mereka tetap dingin seperti orang dengan ketidakmampuan belajar dan penyakit Alzheimer," tambahnya.
Oliver menilai, dengan besarnya angka kematian tersebut menunjukan begitu besar bahaya gelombang panas.
"Terutama, di tempat seperti Inggris, yang sebagian besar masyarakatnya tidak dilengkapi dengan baik untuk menghadapi gelombang panas yang panjang," tuturnya.
(Derry Sutardi/disway.id)
Artikel ini juga tayang di disway.id
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: disway.id