Kentut hingga Sendawa Sapi akan Dikenakan Pajak di Selandia Baru
Selandia Baru Bakal Pungut Pajak dari Sapi yang Mengeluarkan Sendawa-Ilustrasi-Pixel-Sepp-Pixabay
JAKARTA, JAMBI-INDEPENDENT.CO.ID - Selandia baru akan memungut pajak dari sendawa hingga kentut sapi yang merupakan emisi gas rumah kaca dari sektor pertanian.
Ini merupakan skema baru yang akan di berlakukan oleh Selandia Baru yang mengharuskan para petani membayar emisi gas rumah kaca pertanian mereka.
Termasuk metana yang dikeluarkan oleh sapi dan dinitrogen oksida yang dipancarkan melalui urin ternak.
Rencana tersebut muncul dari skema He Waka Eke Noa – kemitraan antara pemimpin pertanian, Māori dan pemerintah.
BACA JUGA:Pesawat Semburkan Api Usai Tabrak Burung Viral di Medsos
BACA JUGA:Dituduh Curi Durian, Pria di Merangin Ini Tega Bunuh Temannya
Skema ini dibuat pada tahun 2019 menyusul seruan dari sektor pertanian untuk menetapkan harga emisi gas rumah kaca di tingkat pertanian, daripada memaksa petani ke dalam Skema Perdagangan Emisi yang terpisah, yang mereka kritik sebagai alat tumpul untuk menghitung emisi pertanian.
Perdana menteri Selandia Baru, Jacinda Ardern dan tiga menteri lainnya telah mengungkap rencana pemerintah dalam menetapkan harga pada biaya iklim pertanian.
Emisi yang dihasilkan oleh sistem pencernaan dari 6,3 juta sapi Selandia Baru adalah salah satu masalah lingkungan terbesar di negara itu.
Rencana tersebut mencakup pajak baik metana yang dipancarkan oleh ternak dan dinitrogen oksida yang sebagian besar dipancarkan dari urin yang kaya pupuk dan bersama-sama berkontribusi pada sekitar setengah dari keseluruhan keluaran emisi Selandia Baru.
BACA JUGA:Tulisan Pendek
BACA JUGA:Warisan yang Harus Diselesaikan
“Proposal tersebut, sebagaimana adanya, berarti petani Selandia Baru akan menjadi yang pertama di dunia untuk mengurangi emisi pertanian,” kata Ardern, seperti dikutip dari laman The Guardian.
Kebijakan tersebut juga disebut memberi pasar ekspor terbesar negara itu (senilai $46,4 miliar per tahun) keunggulan kompetitif. global, sambil menempatkan negara di jalur yang tepat untuk memenuhi target pengurangan metana 2030.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: disway.id