Kemenkes Tegaskan Gagal Ginjal Akut Tak Ada Hubungan dengan Vaksin Covid 19
Bukti ginjal akut tidak ada hubungannya dengan Covid-19 dan Vaksin diungkap Menkes RI-tangkapan layar--Disway.id
JAKARTA, JAMBI-INDEPENDENT.CO.ID – Menteri Kesehatan (Menkes) Republik Indonesia (RI), Budi Gunadi Sadikin tegas menyatakan bahwa gagal ginjal akut pada anak tidak ada hubungannya dengan Covid-19 dan Vaksin.
Hal ini disampaikan Budi pads saat konferensi pers terkait perkembangan penanganan gangguan ginjal akut di Indonesia, di Gedung Kemenkes RI, Jakarta Selatan, Jumat, 21 Oktober 2022.
Dikatakan Budi Gunadi Sadikin bahwa Covid-19 dan Vaksin bukanlah penyebab dari penyakit gagal ginjal akut pada anak.
Awalnya, pihak Kemenkes mengkaitkan penyakit ini dengan Covid dan ternyata tidak ada kaitannya, begitu juga dengan vaksin.
BACA JUGA:Ini Tips dari Apoteker untuk Menjaga Kesehatan Ginjal Pada Anak
BACA JUGA:Gak Perlu Obat, Ini Resep Ampuh Ramuan Herbal Alami untuk Atasi Demam dan Flu Anak
"Kita mencoba mengaitkan ini dengan Covid, ternyata bukan karena yang memiliki antibodi Covid masih sedikit," jelas Budi.
"Kemudian ada yang bertanya apakah ini karena Vaksin? Tapi berdasarkan informasi bahwa anak di bawah 5 tahun tidak Vaksin, jadi bukan juga," tambahnya.
Tidak hanya itu, pihaknya juga melakukan tes secara patologi dan dari tes tersebut hasilnya memiliki persentase kecil sehingga bukan itu penyebabnya.
Melihat hasil yang menunjukan bahwa bukan penyebabnya, pihak Kemenkes merasa bingung hingga muncullah rilis dari pihak WHO.
BACA JUGA:Penumpang Speaad Boat Aby Ekspres Jurusan Jambi Nipah Panjang Terlindungi Jasa Raharja
BACA JUGA:Segera Mengaspal di Indonesia, Ini Calon SUV Terbaru Dari Mitsubishi
"Nah lalu kita tes secara patologi, apakah disebabkan oleh bakteri atau virus? Ternyata tidak. Dan kecil sekali persentase kandungannya. Jadi di bulan September itu kita agak bingung juga," kata Budi.
"Yang membuat kita agak terbuka adalah karena ada kasus di Gambia yang tanggal 5 Oktober, WHO keluarin rilis dan ini disebabkan oleh senyawa kimia," sambungnya.
Mengetahui rilis tersebut, Budi beserta timnya langsung melakukan penelitian secara toksikologi dan dari 11 anak yang diperiksa, 7 anak positif memiliki senyawa berbahaya, yaitu ethylene glycol, diethylene glycol dan ethylene glycol butyl ether.
"Nah kita tes di anak-anak tersebut dan hasilnya dari 11 anak, 7 anak positif memiliki senyawa berbahaya tadi," sebut Budi.
BACA JUGA:Bertambah Lagi, Korban Meninggal Dunia Tragedi Kanjuruhan jadi 134
BACA JUGA:Gangguan Ginjal Akut Bisa Sembuh, Ini Penjelasan Kemenkes
"Senyawa berbahaya tersebut terdapat pada mereka, jadi terkonfirmasi bahwa ini disebabkan oleh senyawa kimia tadi," tandasnya.
Budi menjelaskan kebanyakan anak yang mengalami gejala tersebut langsung dibawa ke rumah sakit dengan kondisi yang sangat buruk.
Hal itu yang menurut Budi membuat angka kematian pada gagal ginjal akut bisa lebih dari 50 persen.
"Jika kita lihat yang masuk rumah sakit cepat sekali kondisinya memburuk. Pada umumnya mereka memburuk sesudah 5 hari sehingga lebih dari 50 persen meninggal dunia," ujar Budi kepada media.
BACA JUGA:Beberapa Bagian Tubuh Bengkak, Ini 8 Gejala Gagal Ginjal Akut Pada Anak
BACA JUGA:Tekan Pungli, Kapolri Perintah Polantas Gunakan Tilang Elektronik
Sebagai informasi, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Republik Indonesia (RI) mencatat ada 241 kasus gagal ginjal akut di Indonesia.
Data tersebut didapati oleh pihak Kemenkes berdasarkan dari 22 Provinsi yang ada di Indonesia dan lebih dari 50 persen dinyatakan meninggal dunia.
"Sampai sekarang kita sudah mengintifikasi ada 241 kasus gangguan gagal ginjal akut di 22 provinsi dengan 133 kematian atau 55 persen dari kasus," kata Budi.
Adapun kasus tersebut merupakan hasil rekapitulasi dari bulan Januari sampai dengan Oktober 2022. (Intan Afrida Rafni/disway.id)
Artikel ini juga tayang di disway.id
Dengan judul bukti ginjal akut tidak ada hubungannya dengan covid 19 dan vaksin diungkap menkes ri
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: disway.id