Pendakwah Islam Pertama di Wilayah Sungai Batanghari, Provinsi Jambi
Ilustrasi doa-Ist/jambi-independent -
Kemudian pada tahun 1979, berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 1979, ibu kota kabupaten yang terkenal kaya akan hasil tambang ini pindah dari Kenali Asam ke Muara Bulian, 64 km dari Kota Jambi sampai saat ini.
Menurut sejarahnya, Sungai Batanghari adalah wilayah kekuasaan Kerajaan Melayu (juga dikenal sebagai Kerajaan Malayu atau Kerajaan Malayapura atau Kerajaan Dharmasraya atau Kerajaan Jambi).
Kerajaan Melayu atau Kerajaan Jambi merupakan sebuah nama kerajaan yang berada di Pulau Sumatera.
BACA JUGA:Tanpa Efek Samping, ini Cara Ampuh Atasi Sakit Gigi dengan Bahan Alami
BACA JUGA:Lakukan Cara ini Agar Terhindar dari Penyakit saat Musim Hujan Tiba
Dari bukti dan keterangan yang disimpulkan dari prasasti dan berita dari Tiongkok, keberadaan Kerajaan Melayu yang mengalami naik turun ini dapat diketahui dimulai pada abad ke-7 Masehi yang berpusat di Minanga, pada abad ke-13 yang berpusat di Dharmasraya dan diawal abad ke 15 berpusat di Suruaso atau Pagaruyung.
Pendakwah pertama di Sungai Batanghari adalah:
1. As-Sayyid Ali Nurul Alam Al-Azhmatkhan alias Ghaj Ahmada alias GAJAHMADA.
2. Sunan Batanghari As-Sayyid Ahmad bin Ali Nurul Alam Al-Azhmatkhan, Kakak dari Abdullah Umdatuddin ayah dari Sunan Gunung Jati.
BACA JUGA:Catat, Ini Rekomendasi Tempat Menarik di Jambi untuk Menikmati Pergantian Tahun
BACA JUGA:Polda Jambi Pecat 13 Personelnya, Simak Rinciannya
3. Datuk Janggut Batanghari bernama Asli Sayyid Ahmad bin Ahmad bin Ali Nurul Alam Al-Azhmatkhan (Gajah Mada).
4. Datuk Sunan Batanghari bernama asli Sayyid Muhammad bin Ahmad bin Ali Nurul Alam Al-Azhmatkhan (Gajah Mada).
5. Datuk Muyang Danau Batanghari bernama asli Sayyid Hamid bin Ahmad bin Ali Nurul Alam Al-Azhmatkhan (Gajah Mada).
REFERENSI:
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: