Buah Trek, Harga Sawit di Tanjab Timur Turun
Harga sawit di Tanjab Timur turun, buah trek-Harpandy/jambi-independent.co.id-jambi-independent.co.id
MUARASABAK, JAMBI-INDEPENDENT.CO.ID - Petani kelapa sawit di Desa Simbur Naik, Kecamatan Muara Sabak Timur, Kabupaten Tanjab Timur, saat ini dihadapkan oleh beberapa persoalan terkait kondisi harga dan kualitas buah sawit yang terjadi saat ini.
Di mana, saat ini harga jual Tandan Buah Segar (TBS) kelapa sawit dirasa oleh mereka masih rendah dan juga hasil buah yang saat ini menurun.
Wahab, salah seorang petani di wilayah itu mengatakan, untuk harga TBS kelapa sawit saat ini berada di kisaran Rp 1.725 sampai Rp 1.875 per kilonya.
"Biasanya dua minggu sekali ada orang yang datang (pengepul) ke wilayah kami untuk membeli buah sawit kami. Harganya sekarang masih murah," ucapnya.
BACA JUGA:Duh, Harga Pinang di Tanjab Timur Anjlok, Petani Desa Simbur Naik Tak Mau Panen
BACA JUGA:Honda DBL with KFC 2022-2023 Jambi Series, Ini Target SMAN 4 Kota Jambi
Para petani tidak bisa mematok harga dalam proses penjualan TBS kelapa sawit ini. Sebab, sudah ada harga tetap yang diberikan oleh para pengepulnya.
"Kalau kami dak bisa nawar tinggi lagi, kami ngikut aja dari mereka. Biasanya kalau sudah jual sawit ke pengepul, dua hari baru dibayar mereka. Ada juga sebagian pengepul yang bayar cash," ujarnya.
Dirinya menjelaskan, selain terbeban dengan harga jual yang masih murah. Saat ini petani kelapa sawit juga dihadapi dengan kondisi hasil perkebunan yang menurun jauh.
"Sudah sekitar tiga bulan belakangan ini, hasil buah sawit di kebun kami menurun. Kalau istilahnya itu ngetrek," jelasnya.
BACA JUGA:Sambangi Lapas Bangko, Dokter Puskesmas Memberikan Pelayanan Kesehatan Terhadap Warga Binaan
BACA JUGA:Honda DBL with KFC 2022-2023 Jambi Series, SMA Kristen Bina Kasih Bakal Tampil Habis-habisan
Akibat hasil kebun kelapa sawit yang ngetrek, buah yang dihasilkan menjadi turun drastis. Bahkan bisa sampai 50 persen.
"Kalau sebelum ngetrek ini, buah yang dihasilkan dari satu hektar kebun sawit bisa mencapai dua ton. Kalau hasil panen pas ngetrek gini, cuman bisa dapat kira-kira satu ton cuman," ungkap pria berdarah bugis ini.
Wahab menambahkan, kondisi menurunnya hasil buah di perkebunan sawit seperti biasanya akan terjadi hingga beberapa bulan kedepan.
"Memang ada musim seperti ini. Nanti di bulan Februari atau Maret, baru hasil buahnya normal lagi," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: