Woow…Ternyata Sawit Bisa Jadi Alternatif BBM, Miliki RON 110, Motor Tak Rusak Meski Jajal Jalan 2.000 Km
Ilustrasi pengisian BBM-Freepik/jambi-independent.co.id-Freepik.com
"Sawit ternyata mampu mengantarkan 2.000 km dan Alhamdulillah (motor) tidak rusak. Kita sudah membuktikan bahwa sawit ini membawa kita lebih bahagia," kata anggota tim riset ITB-Kemurgi Indonesia, Muhammad Ferian pada Oktober 2022 lalu.
Sementara itu, eks Menteri BUMN Dahlan Iskan pernah mengomentari terkait kemunculan bensin sawit ini.
Dahlan Iskan mengatakan kelebihan bensa dari bensin lainnya ada di segi RON-nya. RON bensin yang kita kenal adalah 93 atau di bawah itu, sedangkan RON bensa dari IVO bisa sampai 112.
BACA JUGA:Kecelakaan di Bungo, Truk Box Terjun ke Jurang Sedalam 8 Meter Setelah Bayangan Hitam Lewat, Serem!
Diperkirakan Dahlan Iskan, bensa kelak bisa saja akan dicampur dengan bensin RON 83 untuk menghasilkan bensin RON 93 atau variasi sejenis.
"Pemerintah mendukung penuh langkah ITB tersebut. Toh, ada dana besar yang bisa dipakai untuk melanjutkan penelitian itu: dana khusus sawit. Yang dikumpulkan pemerintah dari para pengusaha sawit –di luar APBN," kata Dahlan Iskan.
Dana tersebut sekarang terkumpul di BLU (Badan Layanan Umum) Sawit di bawah Kementerian Keuangan. Tujuannya, membantu pengembangan green energy dari sawit.
Tahap pertama akan dibangun pabrik IVO berkapasitas 50.000 ton di Sumsel. Saya perkirakan perlu biaya sekitar Rp 120 miliar –saya samakan dengan pabrik CPO/PKS.
Setelah bensa dibuat dari IVO –bukan lagi dari CPO– tentu harga bensa bisa lebih rendah. Tapi, serendah-rendahnya harga bensa –perkiraan saya– masih akan di sekitar Rp 20.000/liter.
BACA JUGA:Yakin Bisa Tekan Inflasi, Bank Indonesia Kembali Menaikkan Suku Bunga Acuan
BACA JUGA:Biaya Haji 2023 Naik Hampir 100 Persen, Dari Rp 39,8 Juta Menjadi Rp 69 Juta, Ini Rincian Lengkapnya
Memang harga sawit luar biasa mahal. Pesaing bensa adalah mulut manusia. Kian banyak mulut di muka bumi, kian mahal minyak goreng.
Itu mirip dengan proyek etanol dari jagung: harus bersaing dengan mulut ternak. Jumlah ternak terus dikembangkan: lebih baik jagung untuk makanan ternak.
Tapi, dengan ditemukannya bensa, kita sudah lebih punya banyak pilihan untuk green energy. Bahkan, kalaupun kelak harga sawit jatuh, masih bisa untuk bensa. (Risto Risanto/disway.id)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: disway.id