Legenda Batu Menangis, Cerita Dongeng dari Negeri Kalimantan Barat, Kisah Anak yang Durhaka pada Orang Tua
Ilustrasi dongeng Legenda Batu Menangis.--
"Siapa yang di belakangmu itu?" tanya lagi orang itu.
"Dia pembantuku," jawab Darmi yang mulai kesal dengan pertanyaan-pertanyaan itu.
BACA JUGA:Resmi Nyaleg, Nasta Trilaksmi Sebut Legislatif sebagai Wadah untuk Berbuat Lebih Banyak
BACA JUGA:Srikandi Ganjar Jambi Tumbuhkan Cinta dan Peduli Kawasan Wisata Melalui Gotong Royong
Jawaban yang dilontarkan Darmi tentu membuat ibuya semakin sedih dan sakit hati. Tetapi, sang ibu masih kuat untuk menahan rasa sedihnya.
Begitulah yang terjadi terus-menerus selama dalam perjalanan menuju ke pasar. Akhirnya, sang ibu berhenti, lalu duduk di pinggir jalan.
"Hei! Kenapa berhenti?!" tanya Darmi heran.
Beberapa kali Darmi bertanya, namun sang ibu tetap saja terdiam tidak menjawab pertanyaannya. Sesaat kemudian, Darmi melihat mulut ibuya yang berbicara perlahan sambil menengadahkan kedua tangannya ke atas.
"Eh, kau sedang apa?" tanya Darmi dengan nada membentak.
Sang ibu tetap saja tidak menjawab pertanyaan anaknya. Namun ia berdoa kepada Tuhan agar menghukum anaknya yang durhaka.
BACA JUGA:Miliki Sabu dan Ganja hingga 900 Gram, Pengedar dan Bandar Ditangkap Polisi
BACA JUGA:13 Tanda-tanda Bakal Dapat Rezeki Nomplok, Nomor 1 dan 9 Sepertinya Sering Dialami Nih
"Ya, Tuhan! Ampunilah hambamu yang lemah ini. Hamba sudah tidak sanggup lagi menghadapi sikap anak hamba yang durhaka ini. Berikanlah hukuman yang setimpal kepadanya!" ucap doa sang ibu.
Beberapa saat kemudian, tiba-tiba langit menjadi mendung. Petir menyambar-nyambar dan suara guntur bergemuruh memekakkan telinga.
Hujan deras pun turun. Kemudian secara perlahan, kaki Darmi berubah keras dan menjadi batu. Darmi pun mulai panik.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: