Lebih Tajam dari Pedang, Gambaran Jembatan Shiratal Mustaqim, Hanya Golongan Manusia Ini Mampu Melewatinya
Gambaran Jembatan Shiratal Mustaqim-Foto : ilustrasi-Net
JAMBI-INDEPENDENT.CO ID – Lebih tajam dari pedang. Ini gambaran Jembatan Shiratal Mustaqim saat kiamat nanti. Hanya golongan manusia ini yang mampu melewatinya.
Hari kiamat digambarkan sebagai hari akhir dimana manusia setelah mati akan diminta pertanggungjawabannya atas semua hal yang dilakukannya di dunia.
Salah satu tahapan yang nantinya harus dihadapi manusia adalah melewati Jembatan Shiratal Mustaqim. Hanya golongan manusia tersebut saja yang mampu melewatinya. Jika tidak manusia tidak berhasil melewatinya sampai ke ujung, maka akan jatuh dan langsung masuk ke neraka.
Lalu, bagaimana gambaran Jembatan Shiratal Mustaqim tersebut? Dan golongan manusia seperti apa yang mampu melewatinya?
BACA JUGA:Asyik! Harga BBM Pertamina Turun Lagi, Cek Harga Pertalite-Pertamax Terbaru per 17 Mei 2023
BACA JUGA:Pasca Diterjang Angin Puting Beliung, 33 Bangunan di Kuala Jambi Tanjab Timur Alami Kerusakan
Jembatan yang hanya ada pada hari akhir ini tentunya hanya bisa dilewati oleh golongan manusia yang taat dan beriman kepada Allah SWT. Juga selalu menjalankan ibadah sesuai dengan perintah Allah dan petunjuk dari Nabi Muhammad SAW.
Nah, jembatan Shiratal Mustaqim juga digambarkan sebagai jembatan yang sangat tipis lebih tipis dari sehelai rambut. Juga jika dilewati merupakan jembatan yang sangat tajam. Bahkan lebih tajam dari pedang.
Adapun penjelasan Ar Raghib Al Asfahani, As Shirath berarti jalan yang dimudahkan. Ulama lain mengatakan bahwa Shiratal Mustaqim berarti jalan yang dilalui. Adapun Al Mustaqim, maknanya adalah yang tidak bengkok dan cacat.
Dalam haditsnya, Rasulullah SAW juga memberi gambaran tentang jembatan Shiratal Mustaqim. Hadist ini diceritakan Abu Sa'id al-Khudriy,
بَلَغَنِي أَنَّ الْجِسْرَ أَدَقُّ مِنَ الشَّعْرَةِ وَ أَحَدُّ مِنَ السَّيْفِ
Artinya: "Aku diberitahu bahwa jembatan itu lebih halus dari rambut dan lebih tajam dari pedang." (HR Muslim)
Gambaran mengenai jembatan Shiratal Mustaqim juga disebutkan dalam hadits berikut:
وَيُضْرَبُ جِسْرُ جَهَنَّمَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَأَكُونُ أَوَّلَ مَنْ يُجِيزُ وَدُعَاءُ الرُّسُلِ يَوْمَئِذٍ اللَّهُمَّ سَلِّمْ سَلِّمْ وَبِهِ كَلَالِيبُ مِثْلُ شَوْكِ السَّعْدَانِ أَمَا رَأَيْتُمْ شَوْكَ السَّعْدَانِ قَالُوا بَلَى يَا رَسُولَ اللَّهِ قَالَ فَإِنَّهَا مِثْلُ شَوْكِ السَّعْدَانِ غَيْرَ أَنَّهَا لَا يَعْلَمُ قَدْرَ عِظَمِهَا إِلَّا اللَّهُ فَتَخْطَفُ النَّاسَ بِأَعْمَالِهِمْ رواه البخاري
Artinya: Dan dibentangkanlah jembatan di atas permukaan Jahanam. Akulah orang pertama yang melewatinya. Doa para rasul pada saat itu: "Ya Allah, selamatkanlah, selamatkanlah." Pada shirath itu, terdapat pengait-pengait seperti duri pohon Sa'dan. "Pernahkah kalian melihatnya?" Para sahabat menjawab, "Pernah, wahai Rasulullah." Maka ia seperti duri pohon Sa'dan, tiada yang mengetahui ukuran besarnya kecuali Allah SWT. Ia menempatkan manusia sesuai dengan amalan mereka. (HR Bukhari).
BACA JUGA:Indonesia Raih Emas Sepak Bola SEA Games 2023 Usai Kalahkan Thailand 5-2
BACA JUGA:Subhanallah, Ini 10 Malaikat yang Wajib Kamu Ketahui, Tugasnya Beda-beda
Jembatan ini bukan jembatan seperti di dunia yang kita miliki sekarang, namun jembatan ini hanya bisa dilakukan dengan selamat oleh orang yang beriman dan beramal saleh.
Dijelaskan dalam buku Menuju Shiratal Mustaqim oleh Syaikh Dr. Bisyr bin Fahd AI-Bisyr, kata As Shirathul Mustaqim disebut di banyakayat dalam Al-Qur'an.
Umat muslim diwajibkan untuk mengikuti Shiratal Mustaqim dan bahkan Allah SWT menganjurkan setiap muslim untuk meminta hidayah agar bisa menggapai Shiratal Mustaqim.
Allah SWT menyebutkan kata As Shirathal Mustaqim dalam banyak firman-Nya, dan menegaskan bahwa Dia Yang Maha Agung berada di atas As Shirathal Mustaqim, sebagaimana firman-Nya dalam Surat Hud ayat 56:
إِنِّى تَوَكَّلْتُ عَلَى ٱللَّهِ رَبِّى وَرَبِّكُم ۚ مَّا مِن دَآبَّةٍ إِلَّا هُوَ ءَاخِذٌۢ بِنَاصِيَتِهَآ ۚ إِنَّ رَبِّى عَلَىٰ صِرَٰطٍ مُّسْتَقِيمٍ
Artinya: Sesungguhnya aku bertawakkal kepada Allah Tuhanku dan Tuhanmu. Tidak ada suatu binatang melatapun melainkan Dialah yang memegang ubun-ubunnya. Sesungguhnya Tuhanku di atas jalan yang lurus".
BACA JUGA:Penasaran Bagaimana Kehidupan di Surga? Begini Gambaran Kehidupan Penghuni Surga Sehari Hari
BACA JUGA:Sebar Berita Hoax Perselingkuhan Christian Sugiono dan Hana Hanifah, Pemilik Akun Gosip Minta Maaf
Adanya jembatan Shiratal Mustaqim juga dijelaskan Allah SWT dalam surat Al Fatihah ayat 6:
ٱهْدِنَا ٱلصِّرَٰطَ ٱلْمُسْتَقِيمَ
Artinya: Tunjukilah kami jalan yang lurus.
Pada hakikatnya, Shiratal Mustaqim adalah satu yaitu jalan Allah SAW yang dipancangkan untuk hamba-Nya yang menghubungkan kepada- Nya.
Tidak ada jalan lain untuk sampai kepada-Nya kecuali dengan jalan itu, bahkan semua jalan tertutup bagi segenap hamba kecualijalan-Nya yang telah Ia lempangkan melalui lisan para rasul-Nya, dan ia dijadikan-Nya sebagai yang menghubungkan kepada-Nya.
Para manusia digambarkan melalui jembatan tersebut sesuai amalannya di dunia. Sebagian melaluinya dengan cepat dan ringan, namun ada juga yang lambat dan penuh luka. Sebagian tak mampu melintasi hingga ujung jembatan. Berikut haditsnya,
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : (( وَتُرْسَلُ الْأَمَانَةُ وَالرَّحِمُ فَتَقُومَانِ جَنَبَتَيْ الصِّرَاطِ يَمِينًا وَشِمَالًا فَيَمُرُّ أَوَّلُكُمْ كَالْبَرْقِ))، قَالَ : قُلْتُ بِأَبِي أَنْتَ وَأُمِّي أَيُّ شَيْءٍ كَمَرِّ الْبَرْقِ ؟ قَالَ: أَلَمْ تَرَوْا إِلَى الْبَرْقِ كَيْفَ يَمُرُّ وَيَرْجِعُ فِي طَرْفَةِ عَيْنٍ ؟ ثُمَّ كَمَرِّ الرِّيحِ ثُمَّ كَمَرِّ الطَّيْرِ وَشَدِّ الرِّجَالِ تَجْرِي بِهِمْ أَعْمَالُهُمْ وَنَبِيُّكُمْ قَائِمٌ عَلَى الصِّرَاطِ يَقُولُ رَبِّ سَلِّمْ سَلِّمْ حَتَّى تَعْجِزَ أَعْمَالُ الْعِبَادِ حَتَّى يَجِيءَ الرَّجُلُ فَلَا يَسْتَطِيعُ السَّيْرَ إِلَّا زَحْفًا قَالَ وَفِي حَافَتَيْ الصِّرَاطِ كَلَالِيبُ مُعَلَّقَةٌ مَأْمُورَةٌ بِأَخْذِ مَنْ أُمِرَتْ بِهِ فَمَخْدُوشٌ نَاجٍ وَمَكْدُوسٌ فِي النَّارِ.
Artinya: Rasulullah SAW: "Lalu diutuslah amanah dan rohim (tali persaudaraan) keduanya berdiri di samping kiri-kanan shiraath tersebut. Orang yang pertama lewat seperti kilat". Aku bertanya: "Dengan bapak dan ibuku (aku korbankan) demi engkau. Adakah sesuatu seperti kilat?" Rasul Shallallahu 'alaihi wa sallam menjawab : "Tidakkah kalian pernah melihat kilat bagaimana ia lewat dalam sekejap mata? Kemudian ada yang melewatinya seperti angin, kemudian seperti burung dan seperti kuda yang berlari kencang. Mereka berjalan sesuai dengan amalan mereka. Nabi kalian waktu itu berdiri di atas shirâth sambil berkata: "Ya Allâh selamatkanlah! selamatkanlah! Sampai para hamba yang lemah amalannya, sehingga datang seseorang lalu ia tidak bisa melewati kecuali dengan merangkak". Beliau menuturkan (lagi): "Di kedua belah pinggir shirâth terdapat besi pengait yang bergantungan untuk menyambar siapa saja yang diperintahkan untuk disambar. Maka ada yang terpeleset namun selamat dan ada pula yang terjungkir ke dalam neraka. (HR Muslim).
BACA JUGA:Kasus Ketok Palu, KPK Resmi Tahan Satu Tersangka Mantan Anggota DPRD Provinsi Jambi
Dengan demikian, Shirathal Mustaqim adalah beribadah kepada Allah SWT semata, dengan tidak menyekutukan-Nya, serta meyakini secara menyeluruh kepada Nabi Muhammad SAW dan itulah realisasi dari syahadatain. *
Artikel ini juga tayang di rbtv.com
Dengan judul gambaran jembatan shiratul mustaqinlebih halus dari rambut dan lebih tajam dari pedang...
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: rbtvcamkoha.com