Ketika Abu Nawas Menangkap Angin untuk Raja
Cerita Abu Nawas menangkap angin-ist/jambi-independent.co.id-freepik.com
JAMBI-INDEPENDENT.CO.ID - Abu Nawas kaget bukan main, ketika ada seorang utusan Baginda Raja datang ke rumahnya. Kata utusan itu, dia harus menghadap Baginda secepatnya.
Dalam benak Abu Nawas, entah permainan apa lagi yang akan dihadapi kali ini. Pikiran Abu Nawas berloncatan ke sana keman Setelah tiba di istana, Baginda Raja menyambut Abu Nawas dengan sebuah senyuman.
“Akhir-akhir ini aku sering mendapat gangguan perut. Kata tabib pribadiku, aku kena serangan angin," kata Baginda Raja memulai pembicaraan.
“Ampun Tuanku, apa yang bisa hamba lakukan hingga hamba dipanggil,” tanya Abu Nawas.
BACA JUGA:Kisah Abu Nawas Mengelabui Tuan Tanah yang Pelit
BACA JUGA:Kasus Korupsi Tirta Rukam, Kejari Muaro Jambi Sudah Kantongi Nama Tersangka
“Aku hanya menginginkan engkau menangkap angin dan memenjarakannya,” kata Baginda.
Abu Nawas hanya bisa diam. Tak sepatah kata pun keluar dari mulutnya. Ia tidak memikirkan bagaimana cara menangkap angin nanti, tetapi ia bingung bagaimana cara membuktikan bahwa yang ditangkap itu memang benar-benar angin.
Karena tidak bisa dilihat. Tidak ada benda yang lebih aneh dari angin. Tidak seperti halnya air walaupun tidak berwarna tetapi masih bisa diiihat. Sedangkan angin tidak.
Baginda hanya memberi Abu Nawas waktu tidak lebih dari tiga hari. Abu Nawas pulang membawa pekerjaan rumah dari Baginda Raja. Namun Abu Nawas tidak begitu sedih.
BACA JUGA:Kisah Abu Nawas, Ketika Bergantungan di Perut Keledai
BACA JUGA:Tersedia Ongol Ongol Sagu Keju, Hotel Aston Jambi Hadirkan Menu Tradisional Baru
Karena berpikir sudah merupakan bagian dari hidupnya, bahkan merupakan suatu kebutuhan, ia yakin bahwa dengan berpikir akan terbentang jalan keluar dari kesulitan yang sedang dihadapi.
Dan dengan berpikir pula, Abu Nawas yakin bisa menyumbangkan sesuatu kepada orang lain yang membutuhkan terutama orang-orang miskin.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: