PT SAL Ukir Sejarah Pendidikan, Kurnia Jadi Perawat Pertama Suku Anak Dalam
Kurnia (baju putih) merupakan warga Suku Anak Dalam pertama yang menjadi perawat, berkat PT SAL.-ist/jambi-independent.co.id-
Slamet Riyadi, Asisten CSR PT SAL, menyampaikan kegembiraannya saat acara pemasangan topi dan ucap janji di Bumi Pasundan Convention Center pada tanggal 5 Februari 2024 lalu.
Acara tersebut dihadiri sebanyak 231 mahasiswa dari Program Studi D-III Keperawatan dan Sarjana Terapan Keperawatan Jurusan Keperawatan Poltekkes Kemenkes Jambi.
BACA JUGA:Real Count KPU Pemilu 2024 DPD-RI dari Jambi, Ivanda Awalina Tertinggi, Disusul Elviana dan M Syukur
BACA JUGA:Tintaku untuk Indonesiaku dari Honda Sinsen
“PT SAL berkomitmen tinggi pada pendidikan masyarakat SAD, alhamdulilah bukti nyata telah kita lihat bersama. Semoga ini menjadi semangat untuk anak-anak SAD lainya. Perusahaan siap support, menyongsong masa depan cerah bagi SAD,” ujar Slamet.
Slamet menambahkan, dalam perjalanan pendidikannya, Kurnia mendapatkan dukungan penuh dari PT SAL, yang telah lama berkomitmen terhadap program pendidikan di wilayah binaannya.
Dukungan ini tidak hanya mencakup bantuan finansial tetapi juga pendampingan dan motivasi untuk mengatasi tantangan-tantangan yang dihadapi oleh siswa-siswi SAD.
Kurnia, berasal dari kelompok Temenggung Nangkus di Desa Bukit Suban, Kecamatan Air Hitam, Kabupaten Sarolangun, memiliki kisah perjalanan pendidikan yang luar biasa.
BACA JUGA:SMSI Apresiasi Komitmen Jajarannya Jaga Independensi dan Kedamaian Pemilu 2024
BACA JUGA:4 Rekomendasi Hp Lipat Samsung yang Kini Masih Populer di Februari 2024, Cek Disini Harganya
Aturan adat yang melarang perempuan SAD untuk sekolah jauh dari orang tua menjadi hambatan besar, namun, dengan dukungan kuat dari keluarganya, terutama ayahnya, Pak Nugrah, Kurnia berhasil melangkah melawan tradisi dan meraih kesuksesan.
"Saya sangat senang dan bahagia, saya pengen anak saya bahagia dan maju, saya akan dukung terus , biar anak saya bisa jadi contoh dan bisa mengabdi di masyarakat khususnya di masyarakat SAD. Dia harus maju dari anak yang lain yang ada di Air panas, saya bangga,” tutur Nugrah.
Prestasi Kurnia mencapai puncak saat ia berhasil melanjutkan studinya ke Program D-III Keperawatan di Poltekkes Kemenkes Jambi.
Kurnia tidak hanya merayakan keberhasilannya sebagai mahasiswa perawat, tetapi juga menjadi simbol harapan bagi SAD dan bukti bahwa pendidikan adalah kunci untuk mengubah nasib.
BACA JUGA:Baru! UNJA Buka Prodi Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat, Ini 3 Peminatan dan Cara Mendaftarnya
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: