8 Tradisi Menyambut Ramadan di Indonesia yang Penuh Makna
Tradisi malamang di Sumatera Barat, untuk menyambut Ramadan.-octavianus wahyu-laman resmi kemenparekraf
JAMBI-INDEPENDENT.CO.ID - Tidak lama lagi, umat Muslim di Indonesia akan menyambut kedatangan bulan Ramadan dengan penuh kegembiraan.
Setiap daerah di Indonesia memiliki tradisi unik dalam menyambut bulan suci Ramadan ini, yang turun-temurun diwariskan dari generasi ke generasi.
Tradisi-tradisi menyambut Ramadan ini tidak hanya mengandung nilai-nilai budaya, tetapi juga memiliki makna yang dalam dalam memperkuat ikatan sosial dan spiritual.
Berikut adalah 8 tradisi menyambut Ramadan di Indonesia yang penuh dengan makna:
BACA JUGA:Mutasi Kasi Intel dan Kasi Pers Kasrem 042/Gapu, Ini Pesan Danrem 042/Gapu untuk Pejabat Baru
BACA JUGA:Viral Kasus Perundungan Siswi MTs Kota Jambi, Unit PPA Satresrkim Polresta Jambi Turun Tangan
1. Nyorog (Jakarta)
Masyarakat asli Jakarta atau suku Betawi memiliki tradisi Nyorog, di mana mereka memberikan bingkisan makanan kepada anggota keluarga yang lebih tua sebagai bentuk penghormatan dan menjalin silaturahmi.
2. Cucurak (Jawa Barat)
Tradisi Cucurak di Jawa Barat mengajak keluarga besar untuk berkumpul bersama, makan bersama, dan bersyukur atas rezeki yang diberikan oleh Tuhan.
3. Padusan (Yogyakarta)
Masyarakat Yogyakarta melakukan tradisi Padusan, di mana mereka mandi sebagai bentuk penyucian diri dan membersihkan jiwa serta raga sebelum memasuki bulan suci Ramadan.
4. Marpangir (Sumatra Utara)
Di beberapa daerah di Sumatra Utara, terdapat tradisi Marpangir di mana masyarakat membersihkan diri dengan mandi menggunakan dedaunan atau rempah-rempah sebagai simbol penyucian diri sebelum Ramadan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: