Kisah Dorel, Mahasiswa Kehutanan UNJA yang Sukses Merintis Bisnis Budidaya Lebah Madu
Kisah Dorel, Mahasiswa Kehutanan UNJA yang Sukses Merintis Bisnis Budidaya Lebah Madu-Ist/jambi-independent.co.id-
Bagaimana hasilnya dan seberapa besar potensi pasarnya?
Sejauh ini, pemasaran menggunakan media sosial, kami sudah pernah mengirim ke Jawa, Kalimantan dan beberapa Provinsi di Sumatra. Namun, produksi untuk madu dari lebah jenis Apis cerana masih terbatas. Kapasitas produksi masih belum mencukupi, maka dari itu kami mengajak lahirnya beekeepers agar bisa berkolaborasi dalam memenuhi kebutuhan pasar.
Untuk potensi masih sangat tinggi, produksi madu Indonesia masih belum mencukupi kebutuhan konsumsi madu masyarakat kita.
Bagaimana dengan hambatan dan tantangan dalam Madunia ini?
Sejauh ini, kapasitas produksi masih belum stabil, maka dibutuhkan lahirnya beekeepers yang bisa menghasilkan madu dari proses budidaya.
Selain itu, kendala-kendala dalam proses produksi juga kami alami, maka dari itu, Madunia sangat mengharapkan adanya kerja sama dengan Universitas untuk menyelesaikan berbagai persoalan mulai dari produksi hingga hilirisasi.
Melalui program pemberdayaan masyarakat, pendidikan, ataupun penelitian, harapannya UMKM seperti kami bisa dirangkul, dan bergerak bersama dalam menyelesaikan berbagai persoalan.
Peningkatan kualitas dan kuantitas, eksplorasi jenis lebah, penelitian untuk produk turunan lebah, riset pasar dan semacamnya adalah hal-hal yang sangat kami butuhkan dalam menjawab tantangan yang ada saat ini. Semoga bisa menjadi teman kolaborasi.
Nama atau brand usahanya apa?
Nama Usaha adalah Madunia dengan tagline “Beekeeping for Climate | Local Community Partner”.
Terakhir, kalau dirata-ratakan berapa liter yang bisa dipanen dalam seminggu dan berapa harga jualnya?
Kalau panen di kebun sendiri sekarang masih terbatas tapi kalau di rata-rata satu kotak budidaya bisa sekitar 2 kg per 5 minggu, kalau cuaca bagus dan vegetasi melimpah. Tapi untuk jenis lebah yang kami budidaya di Kerinci (Apis cerana), kami biasa panen dan langsung jual honey comb (madu sarang) nya dengan harga 75 ribu/300 gr.
Dan sekarang Madunia banyak bermitra dengan peternak, Madunia juga bermitra dengan pemburu lebah liar (Apis dorsata) di Kabupaten Bungo. Harga untuk jenis Apis dorsata ini 240 ribu per kg, selain itu ada juga kemasan 500 gr 145 ribu dan 250 gr 99 ribu.
Madunia juga bermitra dengan peternak di Tanjabtim untuk jenis lebah Apis mellifera (European Honey Bees). Harga kemasan 1 kg 120 ribu, 700 gr 90 ribu, 480 gr 70 ribu, 350 gr 50 ribu, 250 gr 35 ribu dan kemasan kecil biar mudah dibawa ke mana-mana ada 150 gr 20 ribu.
Apa pesan kepada teman-teman mahasiswa UNJA agar mau berentrepenuer sesuai dengan visi UNJA Entrepreneurship University?
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: unja.ac.id